Selasa, 15 September 2020

Semua Hebat Sudah Berjuang

 



Bismillahirrahmanirrahim 


Hari ini adik saya dan keluarganya menginap. Jadi, saya berencana membawa anak-anak ke taman yang lumayan jauh dari rumah. Hal ini dalam rangka menyalurkan energi luar biasa anak-anak. Harapannya, setelah pulang, anak-anak akan lelah, dan langsung beristirahat. 


Taman yang kami tuju ditempuh lebih dari 15 menit dengan berjalan kaki. Perjalanan terasa melelahkan, apalagi matahari sudah mulai meninggi. Hehe. Kami kesiangan tuk pergi. 


Temuan saya hari ini:

Sebelum berangkat, saya membriefing anak-anak agar kuat selama perjalanan. 

"Yang kuat, ya. Kan sudah makan. "

"Iya!" jawab anak-anak bersemangat. 


Kami pun memulai perjalanan, berjalan kaki ke taman. Tentu dengan protokol keamanan, menggunakan masker atau face shield. 


"Kakak mau pakai masker atau face shield?"

"Face shield aja, " kata kaka. 

"Ila mau pakai masker atau face shield? "

"Masker."


Saat setengah perjalanan, anak-anak sudah mulai terlihat lelah. 

"Kok belum sampai? "

"Sebentar lagi sampai. Ayok, semangat!  Berjuang! " kata saya. 


Saya mengajak mereka istirahat sebentar tuk minum. 

"Alhamdulillah, kakak, ila, albi, baim, hebat ya. Berjuang, jalan ke taman, " saya mencoba memotivasi. 


Dan, ya, setelah beristirahat minum sebentar, mereka lebih semangat berjalan. Sampai salah satunya terjatuh karena senang tamannya sudah terlihat. 


Pulangnya pun begitu, walau lelah, mereka tetap semangat berjalan. Alhamdulillah. 


Poin komunikasi:

1. Saya menggunakan intonasi suara dan mimik muka ramah. 

2. Saya fokus mengatakan apa yang saya inginkan. 

3. Saya memotivasi agar anak-anak tetap kuat berjalan. 

4. Saya mengapresiasi perjuangan mereka. 

5. Saya memberikan pilihan pada anak-anak bukan menyuruhnya. 


Tantangan:

Tetap tenang dan cool di tengah teriknya matahari, dan riuhnya suara anak-anak. 


Rencana besok:

Saya ingin lebih banyak mempraktikkan poin komunikasi pada anak-anak atau suami. 


Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐⭐⭐

Saya merasa sangat puas dengan komunikasi produktif saya hari ini. 


Semoga besok intonasi suara saya tetap terjaga dalam nada ramah seprti hari ini. Aamiin. 


#harike12

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia



Minggu, 13 September 2020

Aku Diam, Aku Tenang

 



Bismillahirrahmanirrahim 


Weekend itu seperti Puncak rollercoaster, kesibukan cenderung lebih banyak, kegiatan cenderung meningkat. Aktivitas anak-anak pun jadi lebih aktif. Dan buat saya, emosi saya saat weekend pun cenderung labil. Hiks. Padahal sekarang sudah masuk hari ke 11 tantangan komunikasi produktif. Tapi, saya masih on off dalam melaksanakannya. Astagfirullah. 


Kemarin saya berencana mempraktikkan poin komunikasi yang lebih banyak dari sebelumnya pada anak-anak. Tapi, saya memutuskan membahas temuan saya kala berkomunikasi produktif bersama suami. Kenapa? Saya malu, hari ini saya labil sekali. Sebentar ingat komunikasi produktif dengan anak-anak, sebentar lagi intonasi suara saya meninggi. Sebentar saya fokus pada apa yang saya ingin anak lakukan, sebentar kemudian saya malah membahas hal yang tidak saya ingin anak lakukan. Astagfirullah. 


Temuan saya:

Aktifitas yang aktif seharian tak membuat anak-anak saya tidur lebih cepat. Saya dan suami justru yang ingin segera beristirahat. Tapi, walau sudah nampak lelah di wajah anak-anak, mereka tetap aktif bergerak, termasuk si bungsu 1 tahun, Ibrahim. 


Karena jalannya sudah sempoyongan, saya gendong Baim dan mengASIhinya. Tapi, godaan suara kakak-kakak nya lebih kuat dari rasa lelah dan kantuknya. Akhirnya ia pun turun dari kasur dan kembali berjalan bulak-balik. Saat berkonflik dengan kakak-kakaknya, saya gendong Baim dan mencoba lagi mengASIhinya. Dengan harapan ia akan segera terlelap, dan saya pun bisa melakukan aktifitas lainnya. 


Sayangnya, ia kembali turun dari kasur. Bulak-balik kasur - lemari buku. Dan, "Gubrak". Ibrahim terjatuh, tangisnya pecah seperti yang kesakitan sekali. Suami pun segera menggendongnya dan memeriksanya. Alhamdulillah tidak ada luka terbuka, hanya sedikit memar di bagian dahi dan pipi. 

"Udah atuh mi, baim udah ngantuk. Boboin aja," kata suami.


Saya diam, dan tiba-tiba merasa kenapa saya yang disalahkan? Kesal, iya. Sedih, iya. Tapi, saya tetap diam. Mimik muka saya pun datar, tak menunjukkan amarah. 


Setelah mengoles minyak obat pada memarnya, saya gendong ibrahim dan mengajaknya tidur. Saya coba mengASIhinya kembali. Tapi, dia kembali turun kasur dan bolak-balik. Agar tak terlalu malam saat makan, saya pun ikut turun dari kasur dan keluar kamar. Sebelum keluar kamar, "Gubrak". Ibrahim jatuh lagi. 


"Udah atuh, mi. Baimnya gendong aja, " kata suami. Jujur, saya sedih, merasa disalahkan terus tapi sepertinya saat itu bukan waktu yang tepat tuk menunjukkan emosi saya di hadapan suami. Karena anak-anak masih bangun dan bermain di kamar. Saya hampiri ibrahim, saya periksa tubuhnya. Saya tanya, "Mana yang sakit, dek? "


Saya peluk tubuh mungilnya, dan saya gendong keluar. Tak lupa saya bilang pada suami, "Umi lapar, " dengan nada datar dan mimik muka biasa. Saya berusaha tetap cool dan calm. Akhirnya saya makan ditemani ila dan baim. Baim hanya makan sesuap, setelahnya ia kembali bolak balik berjalan keliling rumah. Saya diamkan saja sambil diperhatikan keamanannya. 


Setelah selesai makan, saya siapkan susu untuk ila. Tapi, mungkin karena baru selesai makan, ia kekenyangan dan tak kuat menghabiskan susunya. "Umi, susunya ga habis, " lapor ila. 

"Tolong taro di kulkas ya teh, " pinta saya. 

Dan tak lama, PRANG! Bunyi sedotan alumunium jatuh. 

"Umi, susunya tumpah, " teriak ila. 

Saya memandang suami. 

"Abi, boleh tolong jagain Baim, biar Umi sama ila beresin susunya. Atau abi mau beresin susunya sama ila, biar umi sama baim, " saya memberikan pilihan. 

"Boleh, " jawabnya. 

"Teh, mau sama abi beresinnya? " tanya suami. 

"Ga mau"

"Ok, sama umi aja. Bertanggungjawab ya teh, lap-in susunya yang tumpah. "

Akhirnya kami pun membereskan tumpahan susu di kulkas bersama. 


Poin komunikasi produktif :

1. Saya menggunakan intonasi suara dan gerak tubuh biasa, tidak marah-marah pada suami. 

2. Saya memberikan pilihan pada suami, bukan perintah. 


Tantangan:

1. Memilih waktu yang tepat tuk menyampaikan perasaan. 

2. Tetap tenang walau sedih, marah, kecewa. 

3. Memberikan pilihan yang dinilai sepadan. 


Rencana besok:

Karena besok suami kerja di kantor. Sepertinya besok saya ingin kembali mempraktikkan komunikasi produktif pada anak-anak sendiri, anak adik juga adik saya. 


Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐

Saya merasa cukup dalam berkomunikasi produktif hari ini. 


#harike11

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Yeay, Kakak Bisa!

 


Bismillahirrahmanirrahim 


Hidup ini ibarat perjalan bukan? Perjalanan menuju kembali kita pada pangkuan Ilahi. Di tengah perjalanan, kita diberi amanah agar tidak kesepian, agar bisa saling menguatkan. Baik amanah pasangan pun amanah anak. 


Dan inilah episode perjalanan saya dalam membersamai amanah Tuhan. Masih dalam misi menanamkan kebiasaan sholat dan mengaji pada anak-anak, khususnya si sulung. Tentu, terus saya tanamkan motivasi kecintaannya akan ibadah sholat dan mengaji. Agar kuat pondasi amalnya karena dibangun dengan Cinta. 


Temuan saya hari ini:

Waktu magrib menghampiri, saya meminta kakak untuk sholat. 

"Kak, yuk, sholat magrib"

"Aku mau sholat sama abi"

"Silakan"

Tapi, ia tak juga beranjak. Karena abinya masih menjaga si bungsu. 

Saya tawarkan sholat bersama saya dan ila saja. 

"Shalat sama umi aja, yuk. Kakak mau jadi Imam? Atau mau di belakang? "

"Yaudah. Aku sholat di luar aja", katanya sambil menggeret sejadah. 

"Nanti ga keliatan dong" kata saya. 

"Oia".

Akhirnya kami sholat bersama di kamar. 


Setelah sholat, saya meminta kakak tuk mengaji. Kami duduk berdekatan. Saya memintanya tuk mengaji bersama saya. 

"Bareng-bareng ngajinya ya kak"

Kami mengaji bersama dan sampai di satu surat hafalannya. Saya memintanya tuk mendengarkan saya dulu, lalu mengikuti saya. 

"Umi dulu baru kaka ikutin ya"


Setelah kemarin drama kesulitan melafalkan huruf dan masih lupa bagian selanjutnya. Hari ini alhamdulillah kakak bisa melafalkan huruf dan bisa meneruskan ngaji. Alhamdulillah. 

"Tuh kan, kakak bisa! " kata saya sambil mengelus kepalanya. 


Dia tersenyum dan kami melanjutkan hafalan surat berikutnya. Saat bertemu dengan kesulitan dalam pelafalan, saya menyemangatinya. 

"Susah"

"Kakak pasti bisa. Tadi juga bisa, kan"


Poin komunikasi produktif 

1. Saya menggunakan intonasi suara dan mimik muka ramah

2. Saya fokus mengatakan apa yang saya inginkan

3. Saya mengganti kata tidak bisa menjadi bisa

4. Saya menggunakan bahasa tubuh yang ramah dan dengan Cinta. 


Tantangan:

Saya harus tetap tenang dan bersabar memotivasinya tuk sholat dan mengaji. Juga dikala adik-adiknya sedang rewel. Sikap saya padanya harus tetap tenang. 


Rencana besok:

Mempraktikkan poin komunikasi produktif dengan fokus pada kakak dan teteh dalam kondisi bermain bersama. 


Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya cukup puas dengan komunikasi produktif hari ini. 


Semoga bisa istiqomah dan lebih baik lagi. 


#harike10

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Sabtu, 12 September 2020

Alhamdulillah Kakak Bisa

 


Bismillahirrahmanirrahim

Saya pernah membaca bahwa salah satu hasil studi menyatakan dibutuhkan sekitar 18-254 hari bagi orang untuk membentuk kebiasaan, rata-rata memerlukan waktu 66 hari. Maka, saya masih harus terus konsisten berlatih komunikasi produktif kepada orang-orang agar saya menjadikannya sebuah kebiasaan. Sementara, saya pun harus belajar berlapang dada jika anak belum terbiasa dengan pola yang saya bentuk dalam momen komunikasi produktif ini.

Saya masih ingin membentuk pola kegiatan magrib pada anak-anak, khususnya sulung. Oleh karena itu, saya akan fokus mengerahkan energi saya dalam berkomunikasi produktif saat ini. Walau jujur, masih banyak PR saya berkomunikasi produktif dalam kesempatan lainnya, seperti waktu makan, waktu pakai baju, waktu main.

Temuan saya hari ini:

Saat magrib tiba, dan adzan sudah usai, saya meminta kakak untuk memilih. "Kak, sudah magrib. Ayo, kita sholat. Kakak mau sholat sama om, atau mau sama abi, atau sama umi? "
"Aku mau sama om aja"
Kami sholat bergantian karena harus menjaga sang bungsu. Khawatir ia masuk ke dapur atau naik tangga. 
Akhirnya kakak sholat bersama om, juga teteh ila. 
Saya menyusul kemudian. Setelah saya selesai sholat, saya meminta kakak main dengan tenang sambil mendengar saya mengaji. Membacakan beberapa kali surat pendek. 
Selesai saya membacakan, saya memanggil kakak. "Kak, sini duduk di depan umi"
Ia pun duduk di hadapan saya. 
"Dengarkan umi dulu. Lalu ikuti ya" kata saya sambil menunjuk mulut saya. 
Ia mendengarkan dan memperhatikan tapi tangannya tak bisa diam. Saya ambil buku yang ia mainkan. 
"Fokus ya, nak"
Tak ada barang lagi yang bisa ia mainkan. Tapi, duduknya jadi bergoyang-goyang. Saya biarkan. Saya berusaha tuk tetap tenang. 
Saat mengikuti apa yang saya ucapkan, kakak merasa kesulitan melafalkan beberapa huruf. 
"Lihat mulut umi, kak"
"Susah", katanya. 
"Kakak pasti bisa. Ayo! " saya memberi semangat. 
Dia pun mencoba lagi, alhamdulillah akhirnya bisa. 
"Tuh kan, bisa". Begitu terus saya lakukan kala bertemu huruf yang masih sulit ia lafalkan. 
Saat kesulitan melafalkan, suaranya berubah kecil. Saya menaikkan volume suara saya. Kakak pun ikut menaikan volume suaranya. 
"Bagus, kak. Allah lebih suka kita berisik ngaji daripada berisik teriak nyanyi", saya memotivasi.

Alhamdulillah kegiatan magrib ini bisa berjalan tanpa drama tangisan dan rengekan dari kakak, atau pun teteh ila.

Komunikasi produktif :
1. Saya menggunakan kalimat yang simple dan short. 
2. Saya mengganti kata tidak bisa menjadi bisa.
3. Saya fokus pada apa yang saya ingin anak lakukan, bukan sebaliknya. 
4. Saya memberikan pilihan bukan memerintah. 
5. Saya menggunakan intonasi suara dan mimik muka tidak marah. Stay cool and calm.

Tantangan:
Saya masih harus membiasakan diri fokus mengucapkan apa yang saya ingin anak lakukan bukan sebaliknya. Saya harus bisa berusaha tetap tenang dan ramah menghadapi perilaku anak-anak. Saya harus menghilangkan ekspektasi berlebihan pada anak dan menanamkan kalau potensi setiap anak berbeda.

Rencana besok: 
Saya masih ingin fokus menggunakan poin komunikasi produktif dalam kegiatan magrib.

Bintang saya hari ini:
⭐⭐⭐⭐
Saya cukup puas dengan komunikasi produktif yang saya lakukan hari ini.

#harike9
#tantangan15hari
#zona1komprod
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia

Kamis, 10 September 2020

Mau Sholat sama Baim

 


Bismillahirrahmanirrahim 


Tantangan terus berlanjut, semoga istiqomah dan diberikan kekuatan tuk mempraktikkan apa yang sudah dipelajari. Kali ini hari ketiga saya fokus berkomunikasi produktif bersama si sulung. Momen yang saya ambil masih saat magrib. Karena saya bertujuan ingin menjadikan pola atau habit setiap magrib. 


Temuanku hari ini:

Saya mengajak kakak tuk sholat magrib bersama saya. Karena ia tak ikut sholat bersama abinya atau kakek dan neneknya. 

"Yuk, kak, ikut sholat sama umi"

"Aku maunya sholat sama abi", kata kakak. 

"Abi udah sholat. Aki nenek juga udah. Yuk, sholat sama umi. Kemarin kakak hebat jadi Imam umi. Sekarang kakak mau jadi imam umi lagi? " saya mencoba memotivasi. 

"Aku maunya sholat sama baim", katanya sambil melihat si bungsu. 

Saya tersenyum mencoba positif thingking. 

"Baim yuk sholat sama umi" kata saya mengajak si bungsu yang baru berusia 1 tahun. Alhamdulillahnya, dia memang senang mengikuti orang sholat. Jadi, saat dipanggil, Baim langsung menghampiri saya, berdiri di samping saya. 

Kaka tersenyum. Ia pun langsung bangkit dan berdiri di samping Baim. Sehingga saya mundur menghamparkan sejadah yang baru. 


Kami sholat bersama. Walau kakak belum sempurna sholatnya, tak apa. Alhamdulillah sudah mau belajar sholat magrib bersama. 

Setelah itu, saya mengajak kakak mengaji bersama. Masih dengan aturan yang sama, ia boleh mendengarkan sambil bermain asal tidak gaduh. Sehingga masih bisa menyimak saya. Di tengah kegiatan, saya meminta ia mendekat, saya pun memangkunya, memeluknya sambil mengaji. Setelah selesai giliran saya, saya meminta kakak tuk mengikuti ucapan saya. 


Alhamdulillah hari ini kakak mau sholat dan mengaji bersama. 


Komunikasi produktif :

1. Saya memakai kalimat yang sederhana dan jelas. 

2. Saya fokus mengatakan apa yang saya inginkan. 

3. Saya menjaga intonasi suara saya tetap ramah dan tenang. 

4. Saya memotivasi kakak saat ia kesulitan melafalkan ayat. 


Rencana besok:

Saya ingin mempraktikkan kembali poin komunikasi yang sudah dijalankan dan mencoba poin komunikasi lainnya pada kakak. 


Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya puas terhadap komunikasi produktif saya dengan kakak saat magrib hari ini. 


Semoga besok bisa lebih baik lagi. 


#harike8

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Aku Mau Sholat, Aku Mau Jadi Imam

 



Bismillahirrahmanirrahim 


Melanjutkan komunikasi produktif hari ke 6 kemarin, hari ini saya mencoba komunikasi produktif pada si sulung dalam waktu magrib. Kemarin kami membuat kesepakatan kalau magrib adalah saatnya sholat berjama'ah dan mengaji bersama. Kemarin, sulung masih menolak tuk sholat berjama'ah. 


Temuan hari ini:

Saya mengajak kaka sholat Magrib. "Kak, yuk sholat magrib"

"Kan tadi udah", katanya mengingat. 

"Itu sholat ashar, sekarang magrib yang tiga roka'at"

Dia masih terlihat enggan. 

"Ayo kak, sholat bareng sama umi, kakak jadi imamnya"


Imam disini tentu bukan Imam yang sebenarnya, melainkan posisinya saat sholat ada di depan saya. Tiba-tiba ia langsung semangat, segera mengambil sajadah dan menggelarnya di depan sajadah saya. Kami pun sholat. Saya belum mengajarkan rukun sholat, juga bacaannya. Saya masih mau menanamkan motivasi kenapa kita harus sholat. Menegakkan prinsip Cinta dan butuh baru membahas aturan. 


Setelah selesai sholat, saya pun meminta kaka tuk menghampiri saya. Dia tidur-tiduran tak jauh dari saya sambil mengikuti saya mengaji. "Kaka sini biar suara umi terdengar"


Kami pun mengaji bersama. 


Komunikasi produktif :

1. Saya memakai kalimat sederhana dan jelas. 

2. Saya menggunakan intonasi suara ramah

3. Saya mengatakan apa yang saya inginkan, bukan yang tidak saya inginkan. 

4. Saya memotivasi anak dengan menjadikannya imam, sehingga ia mau sholat. 


Tantangan:

1. Mencari solusi atas ketidakmauannya melakukan sesuatu. 

2. Tetap tenang pada kakak sementara adiknya sedang tantrum

3. Membiasakan mengatakan apa yang saya inginkan, bukan apa yang tidak saya inginkan. 


Rencana besok:

Mengaplikasikan lebih banyak poin komunikasi produktif. 


Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya merasa puas atas komunikasi produktif saya dengan sulung saat magrib hari ini. 



#harike7

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Selasa, 08 September 2020

Aku Maunya Main



 Bismillahirrahmanirrahim 


Setelah lima hari mencoba fokus komunikasi produktif pada anak kedua. Lima hari ke depan saya berencana fokus melakukan komunikasi produktif pada anak pertama. Walau tentu anak kedua dan ketiga pun tetap saya usahakan berkomunikasi produktif. 


Saya mau menata ulang jadwal harian bersama anak-anak, khususnya target tuk anak pertama karena umurnya sudah 5 tahun. Saya mulai kembali membiasakan magrib sholat berjama'ah dan mengaji setelahnya. 


Temuan saya:

Saat saya ajak sholat dan mengaji kakak malah asyik bermain mobilan. Saya tak memaksanya tuk sholat, akhirnya saya sholat bersama teh ila. Setelah sholat, saya minta kakak dan ila tuk bermain di dekat saya. Biar mereka tetap mendengar saya saat saya melafadzkan surat yang sedang dihafal. 


"Kaka, ila, sini mainnya deket umi ya. Sambil dengar uminya ngaji, ya. Boleh main tapi tidak bersuara, ya".

Kakak dan ila mengangguk setuju. 

Saya pun melantunkan ayat al qur'an. Setelah 5 kali saya ulang, saya minta kakak membacakan ulang setelah saya. 

"Kakak, sini, ngaji dulu sama umi sekali. Ulangi setelah umi, ya. "

Kakak pun mengulangi apa yang saya ucapkan. 


Dirasa kurang lama, abinya ingin kakak juga mengaji surat yang lain. Lantas abi mengambil bola yang diambil kakak. Terjadilah rebutan yang berujung kakak terjatuh dan menangis. Kakak pun menghampiri saya sambil menangis. 


"Mana yang sakit? "

"Ini", katanya sambil memegang kepala bagian belakang yang jatuh ke lantai. 

Saya elus, tiup dan do'akan. 

"Kenapa kakak menangis? Kakak kesal sama abi? Kakak mau main bola tapi sama abi diminta ngaji? "

"Iya. Abinya ambil bola aku. " 

"Harusnya abi ijin dulu ya? "

"Iya"

"Harusnya abi bicara dulu ya? "

"Iya, aku mau main bola"

"Maafin abi, ya. Abinya lupa ijin. Tapi, lain kali kita ngaji dulu ya sampai isya. Setelah isya' kakak boleh main lagi"

"Aku mau main aja"

"Kakak, ada waktunya main, ada waktunya bobo, ada waktunya ngaji. Kan kakak sudah main dari pagi, siang, sore. Sekarang kita ngaji dulu sebentar ya. Biar dapat pahala dari Allah".

"Iya, tapi sebentar aja ya. "

"Iya, sebentar dari Magrib sampai Isya"


Komunikasi produktif :

1. Saya menggunakan kalimat sederhana dan jelas. 

2. Saya tetap tenang walau drama berlangsung

3. Saya menggunakan intonasi tenang dan mimik muka yang ramah

4. Saya fokus pada apa yang harus dilakukan (Solusi) 

5. Saya memakai bahasa yang memotivasi


Tantangan:

1. Tetap tenang menghadapi rengekan anak 5 tahun yang saya sudah punya ekspektasi lebih darinya

2. Menyamakan 'suara' dan pemahaman dengan abinya anak-anak 


Rencana besok:

Mengaplikasikan poin komunikasi produktif yang lainnya pada si sulung


Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya cukup puas terhadap komunikasi produktif saya dengan si sulung hari ini. 


#harike6

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Drakorian yang Tydack Jadi Kpopers itu Saya

 

(Soompi) 

Assalamu'alaikum.. Annyeong chingudeul. Di tengah drakor yang tertunda karena badai Bavi juga gelombang pandemi, tetap semangat tebar manfaat dan always hepi. 


Kala bertemu dengan pecinta Korea, pasti ada tanya, apakah dirinya suka drama atau lebih suka lagunya, alias kpop. Buat saya sendiri, sejarah awal terpapar per koriyaan mulai dari dramanya. Dari "My Love Pattzy", saya kenal dengan Jang Nara, tapi masih lempeng. 


Lanjut ke Full House, saya kenal Rain yang juga penyanyi. Tapi, masih lebih tertarik pada drakor dari pada per kpopan. Kembali melanjutkan perjalanan sebagai drakorian, Princess Hours memperkenalkan saya dengan sosok You Eun Hye yang katanya pernah jadi anggota girl band. Tapi saya pun masih tak tertarik mencari tahu lebih jauh dunia musik mereka. Untuk musik, saya sudah sangat menikmati soundtrack para drama saja. 


Sampai drama jaman jigeum pun, saya masih menikmati soundtracknya saja. Bahkan walau anggota boy band atau girl band jadi pengisi soundtracknya, saya tak tertarik lebih jauh mencari tahu atau mendengarkan lagu mereka yang lain. Kenapa? Sedang membatasi diri. Hihi. 


Lantas apakah saya tak kenal para idol kpop? Tahu dong. Apalagi sepertinya memang ada misi menyebarkan virus kpop dari dramanya. Makanya, semakin sering dijumpai para idol kpop yang juga bermain dalam drama. 


Tapi, yang membuat saya kenal dengan kpop bukan drama, tapi reality show mereka. Untuk drama, saya hanya cukup menikmati jalan cerita dan soundtracknya. Sementara dalam reality show, saya bisa lebih tahu tentang para idol kpop ini. Apalagi reality show korea yang pertama kali saya tonton adalah reality show nya super junior. Ya, jadi tahulah nama membernya, sedikit karakternya. Lalu, saat kuliah saya terpapar virus Running Man, sampai sekarang masih mengikuti. Walau tidak mengikuti setiap minggu, sesempatnya saja. 


Dari running man, saya jadi tahu Kim Jong Kook sang penyanyi balad. Saya juga tahu Haha dan Gary itu penyanyi. Apalagi running man sering mengundang Bintang tamu baik itu aktor aktris ataupun penyanyi. Kalau nonton drama tak membuat rasa ingin tahu saya bangkit. Nonton reality show justru membuat saya penasaran dengan para Bintang tamunya. 


Khususnya dua reality show yang saya ikuti, Running Man dan Superman Return. 


Itu ceritaku tentang drakorian yang tidak menjadi kpopers. Yuk simak cerita temanku yang lain.


No Drama Pagi Ini

 



Bismillahirrahmanirrahim 


Alhamdulillah, pagi ini sangat tenang. Tak ada drama rengekan dari teh ila, entah karena saya tak mengerti maunya atau yang lainnya. 


Temuan saya hari ini:

Ila bangun dan mendekati saya. Dia memeluk saya. Saya usap kepalanya sambil membaca do'a bangun tidur. "Mau susu, " katanya. 

"Boleh" saya pun ke dapur dan membuatkan susu untuknya. 

"Mau pakai gelas kecil atau besar? " saya mengkonfirmasi. 

"Kecil", jawabnya. 


Saya pun membuatkan susu untuknya dengan gelas yang kecil. 

"Alhamdulillah, teteh bangun tidur sendiri, ga merengek. Hebat", saya mengapresiasi. 


Komunikasi produktif:

1. Saya menggunakan kalimat sederhana dan jelas. 

2. Saya menggunakan intonasi suara yang ramah

3. Saya jelas memberikan pujian atas aktivitasnya


Tantangan:

Berusaha peka atas apa yang dimau anak. Sehingga tak terjadi rengekan terlebih dulu. 


Rencana esok:

Mempraktikkan poin komunikasi produktif lainnya. 


Bintangku hari ini:

⭐⭐⭐⭐⭐

Saya sangat puas dengan komunikasi produktif pagi ini. 


#harike5

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia


Minggu, 06 September 2020

Belajar Mengerti

 


Bismillahirrahmanirrahim 


Masuk tantangan komunikasi produktif hari ke empat. Weeken membuat kami mengalami aktivitas yang tidak biasa. Dalam artian bertemu dengan orang lain diluar weekdays. Apalagi pandemi ini memperkecil circle pertemuan kami dengan orang lain, cukup untuk keluarga saja. 


Anak-anak pun mengalami kelelahan fisik, juga emosi yang diluar weekdays. Sehingga sejujurnya dua hari ini saya bingung mau menuliskan kejadian yang mana. Saking seringnya tombol 'alarm' saya berbunyi. Ya rebutan, ya berantem, ya pundung, ya kesal karena tidak dimengerti. Tapi, saya pilih satu kejadian saja dengan teteh ila. 


Temuan saya hari ini:

Setelah main dari kemarin dengan sepupunya, siang tadi sepupunya harus pulang. Anak-anak saya kondisikan tidur siang. Setelah bangun, teteh ila meminta minum susu. Saya tawarkan, mau minum susu sapi atau susu kambing. Dia memilih susu sapi. Saya tanya lagi mau yang putih atau pink. Dia memilih putih. Lalu, saya berikan susu uht ukuran kecil. 


Saya tanya, "Teteh bisa buka sendiri susunya? "

"Iya", katanya. 

"Ila pintar ya, sudah besar. Sudah bisa minum susu sendiri"

Saya tinggal sebentar ke kamar, dia sudah siap minum susu. 

"Minum susunya disini aja, ga usah pakai gelas", katanya. 

"Iya", jawab saya. Kami duduk di lantai bersama. 


Setelah terdengar suara susu di dalam kotaknya habis, tiba-tiba ila merengek. "Kan harusnya minum susunya di gelas"

Saya bingung, "ila mau susunya dimasukin ke gelas. Coba umi pinjam dulu, itu susunya masih ada ga? "

Ternyata, susunya sudah habis dia minum. 

"Ga bisa, teh. Susunya sudah habis. Nanti malam aja ya sebelum tidur minum susu di gelasnya", ila tak boleh terlalu banyak minum susu, khususnya susu sapi. Karena ia intoleran lactosa. 

"Ga mauuuu!! Mau sekarang" katanya merengek sambil berurai air mata. 

"Kan tadi teteh yang bilang kalau susunya ga usah dimasukin gelas. Nanti lagi aja ya. Kalau ila kebanyakan minum susu nanti ila sakit perut"

"Aaa aah", rengeknya. 

Saya diamkan, sambil istighfar, olah nafas. 

"Ga boleh ya sayang. Nanti lagi minum susunya"

"Aaah.. Ila ga mau sama umi! " katanya marah. 

"Ya udah, umi sama baim aja ya" dan kebetulan ibrahim bangun. Saat dia mendekati saya, ila juga ikut mendekati saya. 


Saya elus-elus punggungnya sambil dzikir dalam hati. Dan tak lama, dia pun tenang. Alhamdulillah. 


Komunikasi produktif :

1. Saya menggunakan kalimat simple dan jelas. 

2. Saya tegas tapi tetap tenang. 

3. Saya menggunakan intonasi dan mimik muka yang tenang. 

4. Saya menawarkan solusi

5. Saya mengapresiasi tindakan positifnya


Tantangan :

Tetap tenang menghadapi anak kecil yang berubah-ubah keinginannya. 

Tetap tenang dan berpikir baik walau dalam keadaan lelah. 


Rencana besok :

Saya akan tetap melatih komunikasi produktif yang sudah dipraktikkan. Dan juga mencoba poin komunikasi produktif lainnya. 

#harike4

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Bintang saya hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya merasa cukup puas dengan komunikasi produktif saya hari ini. 


Semoga besok dan kedepannya bisa lebih banyak poin komunikasi produktif yang dipraktikkan. 


Sabtu, 05 September 2020

Rengekan di Pagi Hari

 



Bismillahirrahmanirrahim 


Masuk ke hari ketiga. Saya masih berusaha menata hati dan emosi agar bisa berkomunikasi dengan produktif bersama keluarga tercinta. Bayang-bayang menyakitkan tentang tidak dipahami, tidak dimengerti oleh orang lain menguatkan saya tuk berusaha berkomunikasi produktif, setidaknya dengan anak-anak dan suami. 


Temuan hari ini:

Teteh ila dan ibrahim bangun saat saya sedang mandi. Mereka mengikuti neneknya ke depan rumah. Saat saya ke dapur, kakak mendekat. Kami melakukan rutinitas pagi, membacakan doa bangun tidur sambil mengelus punggungnya. Kaka lalu meminta saya membuatkan susu untuknya. Karena rutinitas minum susu ini dilakukan juga oleh teteh. Jadi, saya berinisiatif membuatkan dua gelas susu. Satu untuk kaka, satu lagi untuk teteh. 


Ternyata, saat teteh melihat saya menyambutnya dengan segelas susu, dia langsung menangis keras. "Umi jangan disini. Susunya jangan".

Saya heran. Saya tanya, "Teteh ga mau susu?"

"Mau!" katanya masih sambil merengek.

"Yaudah sini duduk, minum susunya", kata saya berusaha tenang. Intonasi dan mimik muka dibuat seramah mungkin. Masih pagi, jangan sampai mood tenang rusak duluan. 


"Ga mau. Nanti aja. Jangan bikin dulu" katanya lagi. 

"Umi ga ngerti kalau teteh ngomong sambil merengek. Tenang dulu ya. "

Saat saya duduk menghampirinya yang sedang merengek di lantai. Saya malah disuruh ke dapur. Membuatkan lagi susu untuknya. 

"Susu ini untuk baim aja ya? "

"Ga!  Buat umi aja! " katanya. 

"Umi ga minum susu. Umi sudah minum madu"


Akhirnya, tangisan pun berlanjut. Masyaallah sekali pagi ini. 

Saya minum sedikit susunya dan memberikan pada adiknya. Tapi, ia malah menangis keras. Lalu, saat melihat ibrahim duduk di pangkuan saya, teteh ila meminta tidur di pangkuan saya sambil duduk di atas puzzle. Saya tanya, "Jadi teteh maunya apa dulu? Minum susu? Boboan? "

"Boboan di sana" katanya sambil menunjuk karpet puzzle. 

"Boleh. Tapi, tetehnya tenang dulu, ya", kata saya sambil berusaha tenang dengan intonasi dan mimik muka yang tenang. 

Teteh menggeleng, "Tenangnya disana! " katanya sambil menarik baju saya dan menendang lantai. 

"Tenangnya disini, baru kesana" kata saya. 

Setelah reda, dan tenang. Saya menghapus air matanya dan mengajaknya ke karpet puzzle. Menidurkannya di pangkuan saya sambil mengelus kepala dan punggungnya, juga beristighfar. Kemudian saya memberikan nasihat padanya untuk bicara baik-baik, agar saya mengerti. Saya bantu definisikan emosinya, kalau dia kesal karena saya tidak mengerti maunya. Jadi, lain kali bantu saya tuk mengerti perkataannya dengan bicara yang baik. 


Komunikasi produktif :

1. Saya menggunakan kalimat yang singkat dan jelas

2. Saya tetap tenang menggunakan intonasi dan mimik muka yang tenang dan ramah

3. Saya tegas memberikan pilihan

4. Saya menawarkan solusi atas masalahnya


Tantangan :

Pagi hari disuguhi rengekan itu sesuatu sekali. Saya harus lebih bersabar dan tetap tenang dalam segala kondisi. Apalagi ada kondisi lain yang membuat saya sempat oleng. Kesal pada orang lain yang ikut mengurusi permasalahan anak saya. 

Saya harus berusaha lebih peka, agar cepat mengerti kebutuhan anak. 


Rencana besok:

Kembali mempraktikkan poin komunikasi produktif yang sudah dilakukan. Mempraktikkan poin komunikasi produktif lainnya. 


Bintang hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya merasa cukup baik dalam berkomunikasi produktif hari ini. Walau tentu masih banyak PR. 


Semoga hari esok lebih baik dari hari ini. 


#harike3

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia







Jumat, 04 September 2020

Rebutan: Rutinitas Adik Kakak

 



Bismillahirrahmanirrahim 


"Kalau ga rebutan, ga rame", begitu kata orang melihat tingkah laku adik kakak. Selalu ada saja yang direbutkan. Bahkan walau sudah punya barang yang sama. 


Masih mengikuti tantangan komunikasi produktif dari Bunda sayang. Kali ini saya masih ingin berkomunikasi produktif bersama anak-anak. 


Temuan:

Teteh ngambek sama kakak. Ia masuk ke kamar dan tiduran di kasur. Kakak menyusul teteh masuk ke kamar dan menarik bantal guling yang ditiduri teteh. 

Tangis teteh pecah. 

"Ini bantal aku", kata kakak. 


Teteh ila menghampiri saya yang sedang mengASIhi ibrahim. Dia memeluk saya, saya balas dengan usapan dan tepukan. Saya diam, menunggu ia tenang, agar bisa diajak bicara. 


Tak berapa lama, teteh tenang. Lalu, sambil saya elus, saya bertanya, "Teteh kenapa? "

"Itu kakaknya tarik bantal", katanya dengan suara hampir menangis lagi. 

"Teteh sedih karena bantalnya ditarik kakak? ", tanya saya lagi. 

"Iya. Tadi ila lahi bobo terus ditarik bantalnya sama kakak. Ilanya jadi syedih", begitu jelasnya. 


"Ooh.. Ila jangan langsung merengek dan menangis. Coba bicara baik-baik sama kakak. Bilang, 'Kakak jangan tarik bantalnya! ', bisa? Kalau langsung merengek dan menangis, kakaknya ga ngerti ila mau apa"


"Iya", katanya. 


Lalu, ia pun pergi keluar kamar mencari kakaknya lagi. 😅


Komunikasi produktif:

1. Saat kakak dan ila rebutan, saya berusaha tetap tenang. 

2. Saya berbicara dengan kalimat pendek dan jelas. 

3. Saya memberikan solusi jika kejadian yang sama berulang lagi. 


Tantangan:

Tantangan bagi saya adalah tetap tenang walau kakak main rebut, dan teteh menangis tersedu. 

Memilih kalimat yang jelas dipahami anak 3 tahun. 

Memberikan solusi yang jelas untuk permasalahannya. 


Rencana besok

Mengaplikasikan poin komunikasi produktif lainnya. 


Bintangku hari ini:

⭐⭐⭐⭐

Saya merasa diri saya lebih baik dalam berkomunikasi produktif dibandingkan kemarin. Saya tidak terpancing untuk meninggikan intonasi suara. 


Semoga besok bisa lebih baik lagi. 


#harike2

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia





Komunikasi Produktifku dengannya

 


Bismillahirrahmanirrahim 

Assalamu'alaikum semuanya. Alhamdulillah akhirnya memantapkan hati tuk ikut program Bunda Sayang selama satu tahun lebih ke depan. Masyaallah. Semoga diistiqomahkan menyimak, membersamai dan mempraktikkan ilmu yang sudah di dapat. 


Kali ini saya masuk zona 1, komunikasi produktif. Materi yang luar biasa buat saya, walau bukan suatu materi baru, tapi tentu ilmu pun butuh di muroja'ah, diingatkan kembali. Apalagi kali ini saya diminta konsisten menjalani tantangan komunikasi produktif selama 15 hari. 


Saya sadari, sumbu emosi saya masih labil. Kadang panjang, sering juga pendek. Apalagi jika itu berkaitan dengan anak-anak. Buat saya sendiri, tak masalah anak-anak mau berantakan seperti apa atau mau loncat kesana kemari. Tapi, sumbu saya akan mudak meledak kalau anak-anak saling ganggu, saling goda, atau saat mereka merengek. 


Objek komunikasi produktif saya selama 15 hari ke depan adalah anak-anak, khususnya anak kedua saya yang berumur 3 tahun 3 bulan. Kenapa dirinya? Karena saya ingin belajar bersama dengannya tuk berkomunikasi produktif. Setelah saya perhatikan, dirinyalah yang lebih sering merengek atau menangis kala bermasalah dengan kakak atau adiknya. 


Temuan saya:

Kakak dan teteh rebutan hp saat video call dengan sepupunya. Teteh menangis meraung-raung ingin telpon sepupunya, tapi tak mau berbagi dengan kakak dan adiknya. Akhirnya, video call dimatikan dan hp diamankan. 


Komunikasi produktif:

Saya biarkan ia menangis sambil ditemani dengan tenang. Beristighfar dalam hati, minta dikuatkan semoga tidak emosi kala membersamai. 

"Teteh mau apa? "

Dia masih menjawab sambil menangis. 

"Coba teteh tenang dulu. Umi tidak mengerti kalau teteh bicara sambil menangis", kata saya memandangnya sambil tetap tenang, dengan intonasi suara datar. 

Teteh berhenti menangis tapi kakinya menendang nendang, tangannya menarik-narik baju saya, lalu memukul saya beberapa kali. 


Saya coba tuk tetap tenang, "Teteh marah? Teteh boleh marah. Tapi, tak boleh menyakiti orang atau diri sendiri".

Masih dalam nada merengek dia meminta hp pada saya. 

"Teteh mau telp Albi? Boleh. Setelah teteh tenang ya. Lalu, telponnya gantian dengan kakak dan baim, ya. "

Dia menolak, tangisnya pecah kembali. 

Saya biarkan dia menangis. Ketika mulai menarik baju saya lagi. Saya bilang, "Kalau teteh marah, teteh boleh loncat-loncat, dari pada menyakiti orang atau diri sendiri". Tapi, tangisnya malah tambah parah. 

Saya tutup mata, beristighfar, saya coba elus punggungnya, ia menolak. Saya temani dalam diam.


Beberapa menit kemudian dia tenang, benar-benar tenang. Lalu saya peluk, saya elus. Saya tanya, "Teteh mau apa? "

"Mau telpon Albi", katanya. 

"Boleh. Tetehnya tenang dulu ya. Telponnya gantian sama kakak dan baim ya", kata saya. 

Matanya kembali berkaca-kaca. 

"Ga mau. Mau sendiri aja, kaya semalem".

Saya diam. Mencoba mencari solusi. 

"Teteh boleh telpon Albi sendiri. Tapi, kaka juga telpon Albi sendiri nanti, ya"


Percakapan kami terhenti karena saya harus mematikan kompor, dan memandikan Ibrahim. Teteh pun ikut masuk kamar mandi dan akhirnya mandi bersama adiknya sudah dalam kondisi tenang. 


Setelah mandi, ia minta untuk telpon sepupunya. Tapi, tak jua diangkat. Walau begitu, teteh tidak sedih atau merengek. 


Tantangan:

Saya harus tetap tenang, berpikiran jernih di tengah rengekan, tangisan, juga aksi fisik marah teteh. 

Saya harus memikirkan solusi terbaik untuk keinginan anak-anak. 


Poin Komunikasi Produktif:

1. Keep information short and simple

Saya menggunakan bahasa yang sederhana. Kalimat yang pendek dan jelas. 

2. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah

Saya berusaha tetap tenang dan menggunakan suara ramah. Walau sempat meninggi sebentar. Astagfirullah. 

3. Fokus pada solusi

Saya berusaha memberikan solusi yang saya anggap adil untuk kakak dan adik juga. Tapi, solusi itu belum bisa teteh terima. 


Rencana besok: 

Mencoba mempraktikkan poin komunikasi produktif lainnya pada anak-anak. 


Bintangku hari ini:

⭐⭐⭐

Saya merasa cukup dengan komunikasi produktif hari ini. 


#harike1

#tantangan15hari

#zona1komprod

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia