Jumat, 26 Juni 2020

Belajar Hangeul? Siapa Takut!


(Pinterest) 


Assalamu'alaikum... Annyeong chingudeul. Gimana PSBB nya? Masih betah di rumah aja? Ingat ya, walau sudah ada relaksasi PSBB, pandemi virus Corona belum usai. Buktinya, di Bandung, jalan protokol kembali ditutup gegara bertambah banyaknya orang yang positif covid 19. Daripada keluyuran, wisata dalam situasi seperti ini. Mending kita ngobrol dimari. 

Kali ini, saya mau bahas tentang hangeul. Apa itu hangeul? Bukan, akang Ha Neul. Bukan. Tapi Hangeul, alfabetnya Korea. 

Bertahun-tahun menapaki jalan menjadi drakorian, terbesit hasrat hati ingin juga tahu dan paham tulisan bulat-bulat dalam drakor. Ingin juga bisa menulis dengan hangeul. Apalagi saya suka belajar bahasa. 

Sayangnya, walau saya senang belajar bahasa. Saya lemah kalau bahasa asing yang saya pelajari berbeda dengan alfabet bahasa Indonesia. Bahasa inggris okelah, alfabetnya sama. Nah, kalau sudah berbeda simbolnya, saya sangat sangat kesulitan. 

Jangankan hangeul, hiragana dan katakana yang saya pernah belajar pun hilang entah kemana. Muruluk seiring berjalannya waktu. Atau jangankan hiragana katakana, bahasa arab yang iqronya sudah dibaca sejak kecil, saya masih sangat sangat kesulitan. Berulang kali ikutan kelas bahasa Arab, tetep aja kalau mensyakal mah pakai feeling. Astagfirullah.

Jadi, kalau ditanya sebagai drakorian apakah tertarik belajar hangeul. Oh, tentu saja tertarik. Tapii, saya tidak akan berharap terlalu banyak. Hehe. 

Saya punya motivasi tuk belajar bahasa asing. Ingin bisa berbagai bahasa. Walau sekarang juga sudah bisa kurang lebih 3 bahasa: bahasa Indonesia, bahasa sunda, bahasa Palembang. Hehe. 

Siapa tahu diberikan kesempatan dan rezeki bisa mengunjungi Korea dan menjelajah disana. Tentu harus tahu setidaknya sedikit hangeul. Karena khawatir tidak semua tempat ada tulisan alfabet inggrisnya. Atau siapa tahu dapat buah tangan dari negeri ginseng sana. Kalau dapat makanan, kan bisa cek kehalalannya kalau bisa baca hangeul. 

Atau sebagai drakorian, kadang suka tak sabar menanti subtitle Indonesia atau inggris keluar. Kalau bisa hangeul kan bisa ikut menyimak walau tanpa subtitle. 

Atau atau kalau suatu saat mau curhat tapi takut ketahuan, maka memakai hangeul jadi salah satu solusinya. Apalagi saya tipe yang lebih senang menulis daripada bicara. Takut baper duluan. Heu. 

Atau jadi guru, haha. PD amat yak. Tapi, karena memang senang mengajar, siapa tahu nanti saya bisa ngajar hangeul kalau saya menyeriusi belajar hangeul. Apalagi arus globalisasi semakin besar. Semakin banyak Han guk saram yang datang ke Indonesia, datang ke Bandung, untuk berbagai keperluan. Dan semakin banyak juga orang Indonesia yang ingin ziarah ke Korea. Melihat langsung lokasi-lokasi syuting drama atau film favoritnya. 

Jadi, mau yak belajar Hangeul? Mau doong. Kapannya yang harus segera dipetakan biar mau tak sekedar lip service semata. Biar mau tak cuma angan belaka. 

Do'akan saya ya chingudeul. 

Yuk baca juga tulisan teman-teman drakorian saya yang lainnya tentang hangeul ini. 

Selasa, 23 Juni 2020

Belajar Bahasa Korea dari Drakor


Assalamu'alaikum.. Annyeong chingudeul.. Masih nonton drakor? Amankah tagihan listriknya? Hehe. Ga banget deh ya nonton drakor dikaitkan dengan naiknya tagihan PLN. 

Okay, kali ini saya mau bahas tentang kata-kata apa aja sih yang suka ikut dipakai dalam kehidupan sehari-hari setelah jadi drakorian. 

(Pinterest) 


Sepanjang perjalanan saya jadi penonton drakor ada lumayan banyak kata yang saya tahu. Apalagi saya memang tipe audio visual saat belajar. Sama seperti belajar bahasa Inggris, jumlah kosa kata bertambah banyak setelah menonton dengan bahasa inggris dan mendengarkan lagu. Kenalan, tahu dan hafal kosa kata bahasa korea juga saya dapatkan setelah menonton dan mendengar lagu-lagu korea juga membaca artinya. 

Saya tahu lumayan banyak kata, tapi saya belum bisa membedakan dengan benar bagaimana cara menggunakannya. 

Kosa kata yang saya tahu diantaranya:
1. Orang: Chingu (teman),  omma (ibu),  omonie (ibu), appa (ayah), aboniem (ayah),  ahjussi (paman), samchun (paman),  halmonie (nenek), harabojie (kakek), hyung (kakak laki2), oppa (kakak laki2 dipanggil sama adik perempuan), noona (teteh),  unni (teteh dipanggil sama adik perempuan), sunbae (senior).
2. Untuk sapaan: annyeong haseyo (halo, apa kabar),  chalgayo (selamat jalan), sillyehamnida (permisi), 
3. Untuk momen tertentu : chukkae yo (selamat), saengil chukkae (happy birthday) 
4. Ungkapan kasih: saranghaeyo (i love you),  saranghamnida (love you),  chuahaeyo (saya suka kamu) 
5. Digunakan sehari-hari: Ne (iya), aniya (tidak), opseumnida (tidak ada),  kamsahamnida (terima kasih),  komapsemnida (terima kasih), komawoyo (terima kasih), mianhamnida (maaf),  josoenghamnida (maaf), mianheayo (maaf), kwencanseumnida (tidak apa-apa), kwencanayo (tidak apa), arasseumnida (saya tahu), arassoyo (saya tahu), mollayo (tidak tahu), hwaiting (semangat), bogoshipo (rindu), mani mogo (makan yang banyak), mansoe panggawoyo (senang bertemu denganmu), hajima (jangan), phaegupa (saya lapar), himduroyo (capek), Kojimal (bohong), omona (astaga), amado (mungkin), aigo (aduh), chota (Bagus), an chota (tidak Bagus), chonchoni (pelan-pelan).

Ini beberapa kosa kata korea yang saya tahu. Dan dari semua ini ada beberapa yang terbawa ke dalam kehidupan sehari-hari. 

(Pinterest) 

Apa saja? 

1. Saranghae. This is it. Hoho. Of course. Kata inilah yang paling sering dipakai. Kenapa? Asa aneh atau geli aja gtu kalau mengungkapkan rasa pakai bahasa Indonesia. Terlalu formal kesannya. Menurut saya ya ini mah. Jadi, saya prefer mengungkapkan rasa pakai bahasa lain. Salah satunya ya bahasa korea. Ditambah sticker nya atau tanda heart dengan tangan. 

2. Annyeong. Kata sapaan ini jadi lebih sering saya pakai di blog. Ceritanya mau bikin kesan rasa yang lebih ngekorea (bahasa apa ini 😅). Karena isi blog ini banyaknya tentang kokoriyaan. 

3. Omo, bukan merk bukan juga aplikasi. Omo ini kependekan dari omona. Yang artinya astaga. Saya suka pakai kalau teman chat cerita tentang sesuatu yang membuat saya terkejut. 

4. Gomawo. Terima kasih. Kata ini suka saya lontarkan untuk mengungkapkan rasa terima kasih pada teman. 

Sebenarnya banyak kosa kata korea yang saya lebih nyaman digunakan pada teman. Apalagi via chat. Kenapa tidak digunakan pada keluarga? Karena saya bukan ibu yang ingin membiasakan anaknya berbahasa korea. Kalau pun ingin bilingual atau campur Sari bahasanya, nanti. Tunggu saya belajar bahasa korea dengan baik dan benar dulu. Baru PD mengucapkannya dan membiasakannya pada anak-anak. 

Ga usah dipakai buat anak-anak, buat sehari-hari aja. Lha, saya banyak di rumah aja. Ya sehari-harinya sama anak-anak. Pasti apa yang saya lakukan, termasuk yang saya ucapkan akan mereka ikuti. Khawatir salah. Salah artinya. Salah penggunaannya.
(Pinterest) 


Itu menurut saya. Yuk, simak gimana menurut teman-teman saya yang lain. 


Sabtu, 20 Juni 2020

Korean Food ala Drakorian



Assalamu'alaikum.. Annyeong chingudeul. Kali ini kita akan bahas seputar makanan korea. Buat drakorian, yang senang nonton drama, dimana banyak sekali adegan mereka makan-makan, ada rasa kabita sama makanan korea. 

Nonton full house, ngiler sama bibimbap nya. Nasi dibagian bawah, ditutupi lauk di atasnya. Ada sayur, daging, dan telur setengah matang dengan campuran bumbu. Lalu, diaduk aduk rata. Hmmm... Yummy terlihatnya. Apalagi saya termasuk pecinta telur setengah mateng juga. 

Saat ada adegan piknik, pasti ada kimbap disana. Nasi yang dibungkus lembaran kim (rumput laut) dengan isian daging, telur, wortel, bayam, timun. Sungguh menggoda. Apalagi saya juga suka nasi gulung begitu. Suka dengan rumput laut. 

Saat berulang tahun, biasanya akan adegan makan hidangan sup rumput laut. Karena saya suka rumput laut, jadi penasaran ingin bikin sup rumput laut. Sup rumput laut ini termasuk makanan rumahan, jadi tidak dijual di restoran korea. 

Untuk olahan mie, ada jajangmyeon si mie hitam yang manis dan gurih. Ada jampong, mie dengan isian laut, seperti udang, kerang, cumi, gurita, dilengkapi kuah merah yang hot. Ada juga naengmyon, mie dengan sup dingin yang diisi telur, kimchi, juga buah pir. Mie ini biasa dimakan saat adegan musim panas. Daaan, ada ramyeon, mie instan yang dimasak di panci kuningnya. Dengan bumbu kuah kental. Banyaaak sekali adegan drama makan ramyeon langsung dari pancinya. Slurp slurp..glek glek... Hmm... Masih terngiang bunyi para aktor menyeruput mie dan meneguk kuahnya. 

Untuk camilan, biasanya ada adegan jajan makanan di pinggir jalan di truk atau tenda makanannya. Ada tteokbokki, si kue beras dengan saus merahnya. Pajeon, si panekuk. Saya mah langsung inget sama bala-bala. Cuma, bedanya pajeon ini porsi sayurnya lebih besar, potongannya pun lebih besar dan pipih. Oden, makanan yang ditusuk dengan tusukan yang lebih besar dari tusuk sate. Diambil dari rendaman sup hangat. Makanan yang terbuat dari olahan ikan dan tepung, mengingatkan saya akan pempek. 

Terus, si saya suka ga sama makanan dari negeri ginseng itu? Well, ada yang suka, ada yang ga suka. Beda lidah, beda selera. 

(Pinterest) 


Ga cucok dengan lidah 

Saya bahas yang saya ga begitu suka dulu ya. 

Kimchi. Hoho. Punten ah. Walau kimchi jadi side dish yang selalu dan selalu ada di drakor. Waktu ku coba di resto kokoreaan yang katanya sudah menyesuaikan dengan selera Indonesia. B aja. Ga benci, ga juga suka banget. 

Nah, tetangga depan rumah yang sekarang pindah ke samping rumah. Pernah beberapa tahun tinggal di korea. Suaminya pun kerja sama orang-orang korea. Makan di kantin kantor pun makanan korea. Dan suka bikin kimchi. Saya mintalah sedikit kimchi kalau ibunya bikin. Apalagi ibunya cerita di rumahnya, khususnya suaminya suka banget kimchi jadi sering bikin kimchi. Dikasihlah semangkuk kecil kimchinya. Baru juga masuk rumah, beuh, diprotes mamak dong. Bau katanya. Haha. Pas diicip, aeh, kerasa banget bawang putihnya, agak asem, udah. Ga gurih, ga gimana gtu. Ibunya emang pernah bilang, makanan korea yang ga pakai micin tu kayak ga kerasa apa-apa. Bapaknya sang ibu yang pernah mampir ke korea pun protes. Ga berasa ceunah rasa makanannya. Hoho. Dan emang ibunya dan saya satu frekuensi tuk menjauhi micin. 

Jadi, dengan bau bawang putih yang menyengat, rasa asam dan agak hambar. Saya mah lebih milih kuah cuko pempek yang juga punya bau bawang putih menyengat tapi ada rasa manis dan spicy nya. Hehe. 

Yang kedua, tteokbokki. Sejak nikah dan ternyata suami doyan banget jajan. Saya jadi punya peluang tuk nyicip makanan-makanan korea. Pesennya bisa beragam, bisa icip-icip semua. Haha. Nah, salah satu yang waktu itu dipesan adalah tteokbokki ini. Kayak yang enaaak gtu pas nonton mah. Eh, pas dimakan. Lidah sunda saya protes. Haha. Ku lebih suka tekstur ciloknya mamake yang kenyal kenyal daripada tekstur si tteokbokki ini. 

Cucok dengan lidah

(Idntimes) 


Tuk yang pernah saya coba dan saya syuka. 

Kimbap. Mirip sama sushi. Dan saya suka nori atau kim. Jadi saya sangat menikmati membuat dan memakan kimbap ini. Apalagi kalau makan kimbap mah ga berasa banyak. Haha. Padahal udah abis dua gulung. 

Pajeon. Panekuk yang mirip bala-bala. Karena saya suka bala-bala. Anak-anak saya juga suka bala-bala. Kayaknya keluarga saya semuanya suka bala-bala deh. Hoho. Gorengan lovers. Jadi, pajeon juga suka. Walau akan mengeluarkan si daun bawang nan panjang itu. Kenapa sih ga dipotong kecil gtu. Heu. Protes. 

Ramyeon. Mie dengan tekstur yang lebih tebal dan kuah yang lebih kental dari mie instan lokal. Sukses membuat saya jatuh hati dengan teksturnya. Walau teteup kalau makan ramyeon, saya ga bisa pakai bumbunya. Hiks. Alergi menyerang kalau saya nekat. Tapi, suami saya suka. Dan setiap ke restoran kokoreaan, doi pasti pesen ramyeon. Kenapa ga jajangmyeon? Karena doi pernah icip di resto yang katanya dimasak sama orang Korea. Dan testinya, "Hambar, mi." Haha. 

Bibimbap. Seperti yang saya bilang tadi, saya suka dengan telur setengah matang. Apalagi dicampur dengan nasi hangat (ga panas nanti melepuh lidahku) juga lauk dan sayur mayurnya. Beuh. Mantap. Tapi tapi ku ga begitu suka bumbu bibimbapnya. Jadi biasanya disesuaikan dengan selera pribados. 

Mandu. Sebagai anak yang dibesarkan mamake makan siomay setiap lebaran atau hari spesial lainnya. Saya juga suka dengan mandu juga dimsum. Karena rasanya mirip. Dan ya, ku suka ku suka. 

Oden. Karena saya juga pecinta pempek. Wong kito galo. Beberapa tahun tinggal di Palembang. Rasa oden mirip dengan pempek. Dan ya, i'm in. Saya suka oden. Walau ga bisa makan banyak. Karena oden yang saya temui mengandung umpan, eh micin. Saya akan menderita setelah memakannya. Padahal enak banget. Apalagi anget-anget dimakannya. Dicampur sama ramyeon. Beuh.. 

Sekian. Referensi saya masih minim tentang kuliner korea. Nanti, kalau pandemi sudah usai, keadaan dompet sehat, dan diijinkan jajan. Saya mengazamkan diri mau coba makanan korea lainnya. Yang belum saya coba. Hehe. 

Yuk, baca juga tulisan teman geng saya tentang makanan korea. 

1. Gita

2. Rijo

3. Manda

4. Rian

5. Ima

6. Risna

7. Asri

8. Dwi


10. Nadya

11. DK




Jumat, 19 Juni 2020

Efek Jadi Drakorian



Nonton drakor apa faedahnya? Wasting time, iih. 

Weits, ada dong faedah nonton drakor. Dan ga semua jenis drakor ditonton. Tetap selektif, seperti tulisan saya yang lalu. 

Baca juga Nay to Watch

Emang ada faedahnya? Buat saya ada. Buat teman-teman drakorian juga ada. Nanti kita bahas di tulisan tema selanjutnya ya. 

Apa aja faedahnya? Faedah nonton drakor versi saya:
(Pinterest) 


1. Belajar Bahasa Korea

Annyoeng haseyo chingudeul. Sebagai pribadi yang senang bahasa. Saya suka belajar bahasa korea tapi sayangnya pusiang pala saya kalau liat hangul tuh. Beda kalau bahasa inggris kan hurufnya sama kaya bahasa Indonesia. Nah, oleh karena itu, saya mengandalkan pendengaran tuk belajar bahasa korea.  Yah, ga jago-jago amat sih. Tapi, familiarlah sama annyeong, jalga, oppa, omma, aboniem, sarang, adeul, aniya, daaan masih banyak lagi. Tar kita jabarkan satu-satu di tulisan tema selanjutnya ya. 

2. Belajar Budaya Korea

Dari nonton drakor, saya belajar budaya korea. Budaya korea yang jaman kerajaan dengan baju hanboknya yang cantik. Jadi tau warna-warni baju tradisionalnya. 

Jadi tau kebiasaan masyarakat negeri ginseng sana yang dekat dengan minuman keras. Orientasi mahasiswa, minum. Penyambutan pekerja baru, minum. Perpisahan, minum. Hayo we ngaleeut miras. Auto nyanyi Bang Roma, "Minuman Keras! Miras! Apapun namanyaaa... "

Jangan ditiru ini mah. Ga boleh ditiru! Jauhi! 

Yang ditiru apanya dong? Betapa mereka itu produktif, aktif. Punya plan jauh ke depan. Bersungguh-sungguh untuk menjalankan targetnya. Contohnya dari drakor Misaeng, saya belajar tuk terus berusaha keras. Belajar dan terus belajar, beradaptasi terus. Walau diremehkan, walau dibully. Walau endingnya ga sesuai yang diharapkan, ga jadi pegawai tetap. Tapi, doi tetap optimis dan emang harus optimis karena live should go on. Ga berlama-lama baper gtu. 

Produktivitas orang korea juga terlihat dari betapa banyaknya mereka mengeluarkan drakor. Asa baru selesai ngeliat si ini di drama ini. Eh, udah main drama baru lagi. 

3. Fakta Kapitalisme di Negara Maju

Korea, sebagai salah satu negara yang lebih maju dari Endonesia Raya. Ia juga negara yang menerapkan kapitalisme sebagai sistem kehidupannya. Semuanya tampak jelas berorientasi materi. Materi dalam artian bukan hanya uang. Tapi, memang berpusat pada uang. 

Standar sukses itu dekat duit. Berapa banyak drakor yang female lead atau male leadnya horang kayah. CEO muda kaya Raya, berwajah tampan dan cantik. Atau sekolah di sekolah ternama. Pakaian Bagus, kendaraan Bagus, rumah mewwaah. 

Dari drama yang bertema politik, saya jadi tahu dan membandingkan fenomena di negeri sendiri. Betapa erat hubungan pengusaha dan penguasa itu. Betapa penguasa bisa dikendalikan oleh kucuran dana dari para pengusaha. Sama geuning dengan Indonesia. Sama sama mengeluarkan kebijakan yang menguntungkan para kapital. 

Sebagaimana di drakor Prime Minister and I, saat Prime minister awalnya ingin mengubah kondisi negaranya menjadi lebih baik, memberantas kejahatan, menegakkan keadilan. Tapi, ternyata akhirnya ia sadar, ada kekuatan yang lebih besar yang bahkan seorang Prime minister pun tak bisa menandingi. 

4. Belajar yang lain-lain 

Setelah nonton Oh My Baby jadi bersyukur Allah berikan anak-anak. Setelah nonton Hi Bye Mama jadi bersyukur bisa membersamai anak-anak. Menikmati dan menghargai setiap waktu yang dilalui bersama keluarga. 

Setelah nonton Go Back Couple jadi lebih menghargai pasangan. Belajar mengkomunikasikan segala sesuatunya. Dan drama ini booming juga di teman-teman aktivis rohis. Sampai ada yang nonton sambil masak. Hp nya dibawa ke dapur. Ada juga yang ijin nonton Go Back Couple sama suaminya tuk belajar kehidupan rumah tangga. Suaminya jawab, "Belajar kehidupan rumah tangga tu baca kitab siroh bukan nonton drakor. "
Jleb! Suaminya ustadz, cuuuy.. 😆

Bagai dua sisi mata uang, jadi drakorian atau suka nonton drakor punya efek positif dan negatif. Ambil yang positifnya, buang jauh-jauh negatifnya. 

Yuk, baca juga efek nonton drakor buat teman gengs saya. 

 Ima
Mbak Rijo




Selasa, 16 Juni 2020

Nay to Watch



Salam. Annyeong chingudeul. Walau saya termasuk yang suka nonton drakor atau filmnya. Ada beberapa jenis drama yang tak mau saya tonton. 

Kenapa? Saya memilih menonton sebagai salah satu me time. Seenggaknya waktu yang saya habiskan untuk menonton ini harus benar-benar bisa saya nikmati. Kalau bisa, mencharge semangat saya menjalani hari dan menghadapi kenyataan, eeaa.

Apa aja drama yang saya hindari? 


1. Drama beradegan dewasa

Sebagai pecinta drama romance comedy, saya suka cerita yang manis, yang uwwu kata anak jaman sekarang mah. Tapi, saya ga suka banget drama atau film yang 'berani'. Dalam artian, berani buka-bukaan, berani skinship berlebihan. Misalnya, drama yang trending kemarin, The World of The Married. Banyak sekali adegan dewasanya. 

Kenapa ga suka padahal kan saya juga sudah dewasa, sudah menikah pulak? Karena prinsip. Walau saya dan keluarga suka menonton, saya diajarkan tuk selektif dalam menonton. Termasuk mencoret drama atau film yang ada adegan dewasanya. Dan itu terbawa sampai sekarang. Disamping, ada prinsip agama juga yaa. Tak mau saya melanggar aturan agama hanya karena me time. Aturan apa? Menonton adegan private orang, melihat aurat orang. Nay nay nay. 

2. Drama tentang Serong

You are what you watch. Walau ga terlalu setuju dengan kalimat itu, saya setuju kalau tontonan akan sedikit banyaknya mempengaruhi penontonnya. Masuk ke dalam alam bawah sadarnya. Apalagi di dalam tontonan dicitra baikkan para pelaku kemaksiatan itu. Seolah benar, dan boleh maksiat yang mereka lakukan dengan alasan yang dideskripsikan dalam tayangan. Saya khawatir paham itu perlahan akan masuk dalam diri saya. Atau membuat jadi negatif thinking atau over thinking pada pasangan. Jadi, nay nay to drama perselingkuhan. 

3. Drama yang "Too Dark"

(Pinterest) 

Thriller, crime termasuk genre yang saya juga suka. Saya mengikuti 'My Mister' nya IU, saya juga mengikuti 'Mother' nya Lee Bo Young. Tapi, ga suka kalau sudah "too dark". Sama dengan alasan kenapa saya menghindari drama tentang perselingkuhan. Saya khawatir menonton drama atau film yang 'too dark' akan membangkitkan naluri buruk dalam diri saya. Atau saya menjadi seperti villain di drama. Hiiiy. Na'udzubillah min dzalik. Misalnya drama Strangers from Hell, film Sunk into Womb. Edisi sadar diri termasuk yang mudah dipengaruhi. 

4. Drama Hantu Seram

Walau sering menanamkan pada anak-anak kalau "Hantu itu ga ada", "Hantu itu bohongan". Tapi, honestly, saya termasuk orang yang borangan. Hohoho. Jadi, dari pada nonton terus bikin takut sendiri atau jadi parnoan. Atau malah ngundang jin mendekat. Lebih baik say dadah babay. Apalagi masih suka begadang sendirian. 

Tapi, lain cerita kalau drama atau filmnya memang punya riview yang Bagus banget. Atau hantunya garelis karasep, ga bikin takut. Kalau begini, lain cerita, sepertinya bisa saya tonton. Seperti drama 'Oh My Ghost' nya Park Bo Young dan Jo Jung Suk, atau 'Master Sun' nya So Ji Sub dan Gong Hyo Jin. Dua drama bertemakan hantu itu masih bisa saya tonton, walau saya skip skip dibagian hantu yang seram. Anggeur ya borangan. Daaan, nontonnya pun bareng-bareng, untuk mengurangi rasa takut tentunya. 

5. Drama bertema L9BT

Lesbian, Gay, Bisex, dan Transgender juga termasuk drama yang saya jauhi. Sependek pemaham saya yang miskin ilmu ini, L9BT dilarang oleh agama. Ia pun menular baik secara fisik kebiasaannya atau pun pemikirannya. Saya tak mau pemikiran, pemahaman bahkan perasaan saya cenderung pro pada aktivis dan aktivitas ini. Jadi, akan sama sekali saya lewat. Skip skip skip. Tonton yang lain sajaah. Masih banyak tontonan yang lain. 

Itulah 5 kategori yang saya hindari. Menonton boleh-boleh saja, tapi jangan lupa juga apa yang kita tonton akan dimintai pertanggungjawaban oleh Nya di hari akhir nanti. Be wise. 😊

Salam. 

Baca juga cerita drama yang ga akan ditonton teman-teman segeng gong saya di whatsapp grup Drakor dan Literasi. 

1. Manda

2. Ima

3. Kak Rijo


5.  Teh Deya


7. Mbak Asri



9. Dwi

10. DK



Minggu, 14 Juni 2020

My Drakor List


Karena saya memang salah satu jajaran sufi. Suka nonton film. Suka nonton drama juga. Jadi, akan banyak sekali yang saya sebutkan kalau ditanya tentang list drakor yang sudah saya ikuti. 

Kali ini saya hanya akan bahas beberapa drakor yang berkesan buat saya. 

1. Full House

(Pinterest) 

Drama nikah kontrak antara Song Hye Kyo dan Rain ini awalnya tak begitu menarik perhatian saya. Tapi, karena penasaran dengan obrolan teman-teman. Dan saya selalu roaming, ga ngerti mereka ngobrolin apa. Akhirnya, saya nonton drama ini juga. Bahkan, nobar pas pulang kampung saat menjelang lebaran, bersama saudara handai taulan. Hehe. 

Kenapa drama ini berkesan buat saya? Karena drama ini berhasil mempengaruhi gaya saya nguncir rambut. Yang biasanya kuncir biasa. Jadi agak miring-miring gitu kayak Han Ji Eun. 😂

Dari drama ini juga saya jadi hafal lagu 3 Bears. 😆

Dan, drama ini adalah drama perdana yang saya tonton, yang nasib pemain pendukungnya ga ngenes amat. Karena love storynya segi empat, bukan segi tiga. Walau sampai akhir cerita para pemain pendukung ga resmi bersatu juga sih. 

2. Princess Hours

(Pinterest) 


Drama nikah antara Pangeran Shin dan rakyat jelata karena perjanjian tetua keluarga ini berhasil menyedot perhatian saya dan adik. Diperankan oleh Joo Ji Hoon dan Yoo Eun Hye, entah kenapa saya sangat suka drama ini pada masanya. Sampai saya dan adik memesan pin yang berbau Princess Hours. Pin gambar teddy bears dengan dandanan ala korea seperti icon Princess Hours. Saya juga mengumpulkan ost drama ini,dari ost yang memang lagu sampai akustik atau instrumentalnya. Mungkin karena saya saat itu pun duduk di bangku SMA seperti cerita pemain drama ini. 

Drama bergenre romance comedy yang dibalut fiksi kerajaan Korea ini menceritakan kisah Pangeran Shin yang cool dengan Chae Kyung yang free style. Dibumbui kisah perebutan kekuasaan, lika liku kisah Cinta segi empatnya, membuat saya dan teman-teman SMA menggandrungi drama ini. 

Masih senada dengan Princess Hours, My Sassy Girl juga drama sekolah yang saya senangi. Drama dengan genre sekolah, romance, komedi ini berhasil membuat saya menjerumuskan om dan teman-temannya ke dalam drakorian. Haha. 

3. Ghost aka Phantom
(Pinterest) 

Bosanlah sama yang sweet dan love story yang khayali. Ghost aka Phantomnya So Ji Sub hadir menemani. Drama yang bisa ditonton bareng sekeluarga tanpa khawatir tiba-tiba ada adegan kiss atau skinship antara pemeran. Walau bisa dibilang bumbu romancenya tipis banget, drama Ghost ini tetap asik banget ditonton. 

Kenapa? Karena si villain sudah ketauan dari awal. Tapi, ada proses panjang yang harus dilalui untuk membuktikan kejahatan si villain itu. Tak seperti drama kriminal pada umumnya yang justru mencari si penjahat. 

4. While You're Sleeping

(Pinterest) 


Ternyata, saya ga bisa jauh-jauh dari drama berbau romance. Setelah hiatus ga nonton setelah melahirkan anak pertama, kedua, akhirnya kembali ke drakor dengan membaca sinopsisnya. Hoho. Seniat itu diriku. Walau jadi ga tahu soundtrack nya. Baca sinopsis drakor cukup menghibur saya kala itu. Thanks to blogger yang nulis sinopsis. Kalian terbaik. Hehe

Nah, salah satu sinopsis yang saya baca adalah dramanya Bae Suzy dan Lee Jong Suk. Drama tentang fantasy, kriminal, juga romance ini berhasil membuat saya bertahan sabar menunggu sinopsis setiap minggunya. 

Drama ini juga yang membuat saya kenal dengan Jung Hae In dan Lee Sang Yob. Kenal dari mana? Haha. Tahu maksudnya gtu lho. 

Apalagi terkuak kelakuan kocak Lee Sang Yeob saat datang di Running Man. Saya tambah menantikan kehadiran si villain di drama WYS ini di drama atau reality show lain. Saat ini, Lee Sang Yeob juga sedang main di drama Good Casting, dan terbukti kalau doi memang ngocol abis. 

5. Extraordinary You
(Pinterest) 


Setelah berkubang membaca sinopsis drakor bertahun-tahun. Akhirnya, saya kenalan dengan viu. Di viu, saya menonton drakor bergenre school romance fantasy (lagi). Apalagi drama ini sangat kental dengan komedinya. Ekspresi Eun Dan Oh itu precious sekali buat saya. Perbedaan antara ekspresinya di stage dan shadow sering membuat saya terkikik sendiri. 

Cerita tentang karakter komik yang sadar bahwa dirinya hidup dalam dunia komik. Awalnya dia berpikir bahwa dirinya adalah female lead di dalam cerita. Ternyata, zonk. Hoho. Dia hanya sekedar 'extra', pemain pembantu yang ditakdirkan memiliki cinta bertepuk sebelah tangan bertahun-tahun. Tragisnya, kondisinya diperparah dengan penyakit jantung. Merasa tidak adil dengan kondisinya, ia berusaha untuk mengubah takdirnya.

Kocak sekali melihat ekspresi dan acting Kim Hye Yoon disini. Dia pun terlihat sangat menjiwai karena cerita Dan Oh, sama seperti dirinya. Kim Hye Yoon perdana jadi female lead dalam drama ini. Setelah perjalanan panjangnya menjadi 'extra' di drama lain. 

Tak sendiri, extraordinary you dipenuhi pemain wajah baru. Seperti Rowoon (bukan Rawon ya), dari SF9, sebagai Haroo, sang male lead. Juga, Lee Jae Wook, sebagai Baek Kyung. Membuat drama ini semakin fresh. 

Tadinya saya mau nulis Hospital Playlist juga. Tapi, khawatir saya sudah terlalu banyak menulis tentang ini. Teman-teman bisa baca tulisan-tulisan saya sebelumnya tentang drama yang paling terakhir saya ikuti, bukan The King, bukan. Tapi, Hospital Playlist. Setelah sebelumnya juga menonton Hi Bye Mama!

Itu list drakor saya. Kalau kamu gimana? 

Btw, tetap keep on the track ya gaes. Nonton boleh, tapi jangan sampai kita melalaikan kewajiban lainnya. 
Salam hangat dari mamak beranak tiga yang masih suka nonton juga. Hehe


Selasa, 09 Juni 2020

Ku Suka Drakor Genre...


Hidup kita sudah cukup rumit, penuh masalah, dan sedih, makanya saya pilih-pilih untuk genre drakor atau film sebagai tontonan hiburan.

Bukan cuma itu saja, saya termasuk yang baperan. Kalau menangis karena tontonan saya akan total menangis. Sampai mata bengkak seharian.

(Soompi) 

Kalau saya kesal atau marah karena tontonan, orang lain pun akan kena dampaknya. Astagfirullah. Saking begitu menghayatinya saya menonton.

Karena saya kenal karakter saya yang seperti ini. Saya akhirnya lebih memilih genre aman. Genre yang ga akan membuat mata saya bengkak. Kalau pun menangis, menangis karena tertawa terpingkal-pingkal. Genre yang ga akan membuat saya marah-marah, justru jadi tambah bahan untuk bercanda.

1. Genre Komedi

Genre komedi menempati urutan pertama saat saya akan menonton. Tapi, ga ada kan drama atau film yang pure komedi. Jadi, biasanya saya pilih drama romcom atau romance comedy, atau yang bertema keluarga atau persahabatan.

Beberapa drama yang membuat saya jatuh hati dan bisa teman-teman coba tonton:

Hospital Playlist

(Tumblar) 

Drama yang baru saja tamat, Hospital Playlist. Drama paket komplit yang isinya tentang persahabatan, keluarga, juga komedi. Dan akhirnya saya pun jadi salah satu fans nya dokter Ikjun. Dokter yang sangat akrab dengan anaknya. Sangat akrab dengan teman-temannya. Dan sering melakukan hal gila yang mengundang gelak tawa. Nut Job Ik Jun


Waikiki

(Pinterest) 

Drama ini sukses membuat saya tertawa di setiap episodenya. Ada saja kelucuan dan keanehan yang dibuat oleh para pemainnya. Ekspresinya pun patut diacungi jempol. Sampai dibuat seasons 2 nya. Walau saya baru menonton potongan season 2 nya saja, tapi saya ikut tertawa saat melihatnya. Hehe

Extraordinary You

(Soompi) 

Drama 'aneh' dengan jalan cerita yang baru untuk saya. Masuk ke genre fantasy juga. Tapi, yang membuat saya sangat tertarik untuk mengikuti drama ini. Sampai rela bangun pagi saat orang-orang masih terlelap, adalah karena ekspresi Eun Dan Oh. Ekspresif sekali. Saat dia bingung. Saat dia kepedean karena menyangka dirinya tokoh utama dalam cerita. Ekspresi dan aktingnya sungguh menarik saya untuk menontonnya dan menikmati drama ini tanpa skip. Daebak! Walau ratingnya tak begitu Bagus.

Dan masih banyak drama komedi lainnya. 

2. Genre Fantasy

Imajinasi, fantasy membebaskan cerita mengalir, walau tak masuk akal. Ya, karena fantasy. Sah-sah saja dong. Saya suka genre fantasy apalagi tema time travel. Kembali ke masa lalu, mengubah beberapa kejadian. Atau bahkan kembali ke masa sejarah.

(Pinterest) 

Seperti drama Go back couple, My familiar wife, yang kembali ke masa lalu untuk mengubah jalan cerita hidupnya. Atau scarlet heart ryeo, cerita tentang IU yang pergi ke jaman sejarah. Atau Faith, dokter yang diculik untuk menjadi 'dukun' di masa sejarah.

Entah kenapa, suka saja melihat cerita time travel seperti ini. Senang dengan momen pemainnya bisa memprediksi peristiwa. Senang dengan momen proses adaptasi para pemainnya di kehidupan yang ia datangi. Senang dengan ekspresi aneh dan bingung dengan kebiasaan yang dibawa oleh pemain dari masa sekarang ke masa yang ia datangi. Wow gtu.

3. Genre Sejarah (Sageuk)

Sageuk jadi list genre selanjutnya. Padahal isi ceritanya biasanya lebih rumit, penuh intrik kekuasaan, politik. Tapi, seru. Saya menikmati menonton Dae Jang Geum walau episodenya sangat panjang. Saya juga menikmati menonton Queen of Seondok. Walau isinya tentang revolusi, politik dan episodenya juga panjang, lebih dari 16 atau 24 episode.

Deokman and Bidam (Pinterest) 

Bahkan kini saya 'tersesat' ke drama sejarah Cina. Saya akan bahas bedanya drama sejarah Korea dan Cina ditulisan yang lain.

Tapi, yang membuat saya senang dengan sageuk salah satunya adalah pakaian. Saya senang sekali melihat pakaian di jaman kerajaan. Untuk saya, pakaian kerajaan membuat mereka terlihat lebih cantik, anggun untuk aktrisnya. Dan membuat para aktornya terlihat lebih gagah, maco gtu. Selain tentu, pakaian jaman kerajaan jauh lebih sopan dari pakaian jaman sekarang di Korea sana. Ups, sorry.

Terkadang, saya suka menjadikan pakaian mereka sebagai inspirasi untuk saya membuat gamis. Gamis ala handbok yang manis.

4. Genre Romance

Romance tak bisa dipisahkan dari drakor. Banyak yang halu dengan cerita drakor saking bagusnya pengemasan cerita sehingga seolah nyata padahal hanya sebatas layar kaca. Romance dalam drakor pun ada levelnya. Ada level full of romance, ada juga yang tak begitu fokus pada romance, ada yang hanya menjadikan romance sebagai selingan.

Untuk yang full romance, cerita akan berfokus pada kisah percintaan para tokoh utama dan pendukung. Diselingi dengan masalah atau konflik yang ada. Begitu pun dengan level di bawahnya, fokus percintaan akan berkurang tak sebanyak yang full romance. Para pemain dibuat sibuk mengurusi masalah yang ada, bukan kisah cintanya. Apalagi yang menjadikan romance hanya sebagai selingan. Seperti drakor Terus Behind Me, atau Ghost aka Phantom. Walau ada bumbu romancenya, tapi lebih banyak adegan para aktor yang sibuk menyelesaikan masalah.

(Pinterest) 

Banyak ternyata genre drakor yang saya sukai. Tapi, apapun genrenya, kita punya alasan masing-masing.

Kalau kamu tim nonton drakor genre apa nih?


Minggu, 07 Juni 2020

Parent and Children Relationship Goals

Uju and Ikjun

(Idntimes) 


Manusia itu makhluk sosial, kita membutuhkan satu sama lainnya. Apalagi anak-anak. Mereka membutuhkan sosok orangtuanya, ayah dan ibunya. Maka, muncullah harapan hubungan antara anak dan orangtua ini. 

Dalam drakor yang baru saja selesai, saya menemukan relationship goals, bukan hanya antara teman, tetapi juga antara ayah dan anak. 

Ya, di dalam drakor Hospital Playlist, cerita tentang Ik jun dan Uju selalu saya tunggu. Hebatnya sang ayah yang walau seorang dokter, sibuk dengan pekerjaannya, selalu menyempatkan dan menikmati kebersamaan bersama anak laki-lakinya, Uju. 

Favorite Person

(bitchesoverdrama) 


"You are my favorite person in the entire universe"

Ini jadi kalimat favorit saya sepanjang drama. Terharu. Orangtua, khususnya saya, tak selalu percaya diri bisa membimbing, mengurus anak-anaknya dengan baik. Tapi, anak-anak selalu percaya, orangtuanya, baik ibu juga ayahnya, adalah yang terbaik untuk mereka. Buktinya, lihatlah senyuman anak-anak kala orangtuanya datang. Perhatikanlah paniknya mereka kala ditinggal orangtuanya, padahal hanya ditinggal ke kamar mandi. 

Betapa anak-anak akan berulah seribu satu macam gaya untuk mendapatkan perhatian orangtuanya. Mereka pun akan marah dan tak suka kala orangtua tak memperhatikannya. 

Walau hanya pencapaian yang bagi kita "cuma gtu doang", tapi anak-anak akan senang memperlihatkannya pada kita, orangtuanya. Kenapa sampai harus diperlihatkan pada kita? Karena kitalah orang yang paling penting bagi anak-anak di alam semesta ini. 

Betapa anak-anak ingin selalu ada di dekat kita. Mengikuti kemana kita pergi. Bahkan, banyak ibu yang harus membawa serta anak-anaknya ke dalam kamar mandi kala buang air. Saking tidak maunya anak-anak ditinggalkan. 

Have Fun

(idntimes) 

Hubungan dokter Ikjun dan Uju mengingatkan saya untuk have fun bersama anak. Bahkan dari sejak kemunculannya di episode pertama, momen helm Darth Vader dan pedangnya yang dipakai Ikjun menjadi gambaran bahwa ia senang bermain bersama anaknya. 

Main bersama anak itu sangat berarti untuk perkembangan anak. Bahwa kita, orangtua ada untuk mereka. Kita bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga ikut menikmati dan bersenang-senang bersama mereka. 

Ada empat manfaat orangtua main bersama anak dilansir dari situs jhonsonsbaby:

1. Menyehatkan 

Main bersama akan membuat tubuh aktif bergerak, sehingga fisik anak pun terlatih. Fungsi organ tubuh pun akan bekerja secara optimal. Tubuh dapat membakar lemak, aktif mengeluarkan kotoran bahkan racun dalam tubuh lewat keringat, melatih ototnya menjadi lebih lentur dan kuat. Secara psikis, mendampingi anak bermain akan menumbuhkan sikap percaya diri dan keberaniannya. Karena ia merasa aman akan hadirnya kita di dekatnya. 

2. Peka terhadap tumbuh kembang anak

Main bersama anak berarti kita menghabiskan waktu dengan mereka. Berarti, kesempatan memperhatikan mereka. Memperhatikan tumbuh kembangnya. Si kecil sudah bisa apa saja. Mana yang sudah dikuasi dan mana yang harus distimulus. 

3. Mempererat ikatan emosional

Berbagi momen bersama akan mempererat ikatan emosional antara orangtua dan anak. Ikatan yang membuat anak nyaman berada di dekat orangtuanya. Ikatan yang membuat anak nyaman dengan lingkungannya. Sebagaimana ikatan dari dalam rumah memiliki peran penting untuk melatih kemampuan sosial dan emosionalnya di masa mendatang. 

4. Mengurangi stress pada orangtua dan anak

Menikmati waktu bersama, tertawa dan bercanda bersama akan memberikan kebahagiaan dan momen yang berarti bagi orangtua dan anak. Stress dan rasa khawatir yang ada pada orangtua, juga ada pada anak. Waktu main bersama, menjadi salah satu waktu yang menghilangkan stress tersebut. Sehingga akan mengurangi stress baik itu pada orangtua atau anak. 

Kita, orangtua memiliki peran yang tak tergantikan oleh orang lain. Bahkan oleh kakek neneknya sekalipun. Buatlah quality time bersama buah hati. Ingatlah bahwa anak adalah titipan ilahi. Jangan disiakan atau diabaikan. Bersyukur dan bersabarlah selalu menghadapi dan membimbingnya. 

Karena bagi anak-anak, orangtualah pusat semestanya. Orangtualah segalanya. Seperti kata Uju pada ayahnya, "You are my favorite person in the entire universe". 

Sabtu, 06 Juni 2020

Tempat Menonton Drakor



Setelah seru seruan membahas review beberapa judul drakor atau kmovie juga bahas tentang alasan suka drakor dan movienya. Kali ini kita bahas tempat nontonnya. 

(Tumblr) 


Ada beberapa 'tempat' buat saya nonton drama korea selama ini, diantaranya:

1. Tv
(Pinterest) 


Sebelum jamannya smartphone, sang kotak ajaib ini jadi andalan tuk nonton segala jenis tontonan, termasuk drakor. Mulai kenal drakor pun awalnya dari tv. Alias ditayangkan di salah satu channel tv. Setelah tertarik dengan drakor dan movienya, mulailah membeli dan meminjam segala bentuk kepingan cd dvdnya untuk diputar di tv. Lumayan sering juga jalan-jalan ke flower city. Setelah menyimak review drama atau movie dari siaran radio. Hehe

2. Situs drakorindo

(Soompi) 

Setelah dunia berkembang dengan kecanggihan internetnya. Kepingan cd dan dvd mulai ditinggalkan. Ditambah lagi, alatnya pemutar dvd waktu itu rusak. Beralihlah ke laptop dengan situs drakornya. Salah satu situs drakor yang sering disambangi untuk mengunduh drakor dan film, yaitu drakorindo. Biasanya saya nitip ke adik yang baik hati tuk mengunduh drama atau movienya. Tapi, tak berlangsung lama karena adik pun sudah tak ada sumber wifi buat unduh lagi. 

3. Telegram

(Pinterest) 


Saya pun kenalan dengan channel telegram tuk menonton drakor dari teman di KLIP. Ternyata, telegram kaya akan channel drama, film, sampai original soundtrack, juga Music video, termasuk dari negeri ginseng sana. Channel telegram lebih ramah kuota dan lebih praktis. Karena bisa ditonton via handphone. Untuk saat ini, saya lebih pilih telegram. 

4. Instagram

Walau sudah jatuh hati pada telegram, ada kalanya saya tak bisa menonton dari awal sampai akhir. Atau kuota tidak memungkinkan. Instagram jadi pelarian saya tuk menonton potongan scene drakor. Salah satu akun instagram favorit saya, @iiruni. 

Tetap harus berhati-hati tuk mengunduh atau menonton streaming. Resiko kebocoran data kita jadi peluang terbesar karena mengunjungi situs-situs ilegal. Atau ada malware yang membuat komputer atau laptop atau handphone jadi lambat. 

Selain 4 opsi di atas, ada tempat menonton yang lebuh aman, karena legal. Seperti Netflix, Iflix, Viu, Viki, Wetv,  dan lainnya. Walau harus berbayar, tenang pandemi saat ini situs-situs berbayar menyediakan promo atau potongan harga. 

Simak juga cerita teman-temanku tentang tempat menonton drakornya. 
Selamat mencoba. 

Kamis, 04 Juni 2020

Ada Apa dengan Drakor?



Saat pandemi ini, banyak orang yang terseret gelombang korea. Termasuk drama juga filmnya. Karena terus #dirumahaja, orang-orang menjadikan nonton sebagai salah satu hiburan. Bosan dengan film yang ada, penasaran dengan drama korea, akhirnya malah ketagihan. Hehe. 

(Facebook) 


Kalau saya sih, sudah kenal drakor sejak dramanya mbak Jang Nara di "My Love Pattzy". Walau saat itu, ga ngerti dengan jalan ceritanya, karena ga fokus nonton dan ga begitu tertarik dengan ceritanya. Tapi, sampai sekarang masih terngiang soundtracknya yang dinyanyikan sendiri oleh mbak Jang Nara. 

Sebagai orang yang sufi (suka film), saya suka nonton semua film, termasuk korea. Buat saya Korea membawa nuansa baru, baik itu genrenya romance, drama, komedi. 

Brand New Story

Tuk cerita romance biasanya kita disuguhkan dengan konflik Cinta segitiga. A naksir B, tapi B naksir C. Di drakor, romancenya tak melulu segitiga, bisa segiempat, atau bahkan segilima. Suatu terobosan baru buat saya. 

Totalitas Acting Para Casting

Jalan ceritanya film dan drakor itu mengalir, tidak ujug-ujug. Sehingga penonton pun jadi paham dan ikut menghayati perasaan para aktor dan aktrisnya. Wajar kalau banyak yang ikut emosi kala ada adegan pemainnya didzalimi. Atau banyak juga yang menitikkan bahkan banjir air mata kala menonton scene sedih. Saya pun sering ngakak sendiri melihat kekonyolan para pemainnya. 

Wajar kan jika akun medsos para pemain diserbu netijen dan netijah Indonesia. Seperti drama tentang perselingkuhan yang sedang booming kemarin. Akun mbak So Hee yang berperan sebagai Da Kyung diserbu netijen dan netijah Indonesia dengan komen pedas yang ditambahkan kata "pelakor". Astaga naga. 

Baca juga review Hospital Playlist

Detailing Luar Biasa

Selain alur ceritanya yang baru buat saya. Hal lain yang membuat saya suka dan senang menonton drakor adalah detailing yang luar biasa. Totalitas make up nya. Alat dan kostum pemainnya. Luar biasa. 

Tak heran kalau saat airing suatu drama atau film, banyak iklan bertebaran menjual barang-barang yang iconic dari film atau drama tersebut. Seperti kalung, gelang, gantungan kunci, dll. 

Soundtrack

Semuanya itu ditambah dramatis dengan soundtrack yang pas. Scene sedih semakin terasa menyayat hati. Scene lucu dan konyol semakin mengundang gelak tawa. Dan soundtrack ini akan terngiang, tersimpan dalam memori walau film atau dramanya sudah lama ditonton. Apalagi banyak soundtrack versi akustik yang dipakai acara-acara. Semakin menambah kesan mendalam tuk soundtrack. 

Itu sedikit alasan kenapa saya suka film atau drama korea. Ditambah bonus penampilan aktor dan aktrisnya yang enak dipandang. 

Dari sini saja terlihat betapa seriusnya mereka menggarap film juga drama. Wajar kalau respon penonton pun waw padanya. Muncul tunas-tunas baru drakorian, juga remake drakor dan film korea. 

Betullah kata pepatah, "Proses takkan mengkhianati hasil. "


Baca juga kisah teman-teman saya yang lain, yuk. Mbak Risna , Mbak RijoKak DwiMbak NastitiTeh Gita, Manda, dan Teh Ima, juga Lithaetr

Jadi,  mau nonton apa dulu nih?