Senin, 24 Agustus 2020

UAENA and Aunty



(Pinterest) 

 Assalamu'alaikum.. Annyeong chingudeul.. Menonton drakor tak afdhol jika tanpa suara, walau sekarang saya sering melakukannya. Tapi, ada kalanya saya menonton sambil mendengarnya. Tentu ada perbedaan yang cukup signifikan jika dengan mendengar suaranya. Kenapa? Karena ada backsound lagu yang mengiringi, ikut membangkitkan suasana yang ada. Kala sedih terdengar backsound yang mendayu membuat diri ikut terharu. Kala lucu terdengar backsound konyol yang membuat saya ikut tersenyum simpul atau bahkan tertawa. Dan tak lupa, ada soundtrack lagu yang menjadi ciri khas drama dan adegan-adegannya. 


Bagi saya, saya lebih duluan kenal lagu dan penyanyi korea dari soundtrack drama. Sampai akhirnya saya bertemu kpopers yang mengenalkan saya pada boy band dan girl band. Saya juga rajin mendengar siaran radio yang membahas dan memutar seputar lagu korea. Saya pun rajin menyimak tangga lagu di soompi. Saya dengar 10 tangga lagu teratas saat mengerjakan tugas waktu kuliah dulu. Sepuluh setiap bulan hingga saya pusing sendiri memilih playlist karena saking banyaknya lagu yang ternyata sudah saya download. 


Dan kini, saya tetapkan hati pada dua penyanyi. IU dan AKMU. 


1. IU


(Pinterest)


Dengan nama asli Lee Ji Eun, IU sempat ditolak oleh JYP entertainment. JYP pun menyatakan bahwa ia menyesal telah menolak IU saat audisi. 


Mulai debut saat ia berumur 15 tahun. Masih remaja ciiin. Tapi suaranya sudah khas dan membekas. Album perdananya Lost and Found tetap menjadi legenda walau kini IU sudah menelurkan banyak lagu. Termasuk artis multitalenta, tak hanya pandai menyanyi, beberapa lagunya pun dia tulis sendiri. Ia bahkan bisa memainkan alat musik, bisa jadi gitaris dong. 


Nama panggung IU ini bermakna I and U (saya dan kamu) yang digabung menjadi IU karena terhubung melalui musik. 


Akhir tahun kemarin, IU datang ke Jekardah. Sosoknya yang tak hanya cantik dan manis, ia pun ramah pada penggemarnya, membuat saya semakin nge-fans padanya. Paket komplit banget siiih. 


Oia, chingudeul, ternyata IU ini punya nama fandom bukan dari awal debutnya, tapi setelah 9 tahun berkarir di dunia entertainment. UAENA nama fandomnya, yang berarti U dari bahasa inggris yang artinya kamu AE dari Sino-Korea yang berarti Cinta, dan Na dari bahasa Korea yang artinya Aku. Jadi, singkatnya UAENA artinya kamu Cinta aku. Yes, your fans love you so much neng Ji Eun. 


Drama terakhir yang IU bintangi bersama Yoe Jin Goo pun tak luput dari suara emasnya tuk meramaikan soundtracknya, 'Happy Ending'. 


Kalau ditanya lagu IU yang saya sukai. Banyaak. Saya suka blueming, saya suka eight, saya suka friday yang ternyata model MV nya adalah Jang Ki Yong. Kenapa bisa suka? Suaranya khas. Khas IU. Hehe. Tak perlu alasan lah ya tuk suka. 


Tapi yang paling saya suka adalah lagu IU dan Sung Si Kyung yang judulnya It's You. Saya dengar lagu ini saat menjalani proses menuju pernikahan dengan seorang senior kampus yang akhirnya tak jadi. Justru jadinya dengan senior SMA. Bener-bener it's you, walau semasa SMA mah merasa ga kenal, lebih kenal dengan yang nyomblangin. Meski mungkin sebenarnya kami pernah papasan. Yaiyalah satu SMA. 



2. AKMU



(Pinterest) 

Dengan kepanjangan Akdong Musician, dua kakak beradik ini ada dalam naungan YG entertainment. Iyes, yang kemarin kena scandal itu tuuh.. Duuh gosiip. Tapi, akmu tetap Teguh stay di YG. 


Dengan fandom bernama aunt dan uncle. Saya sepertinya masuk dalam barisan aunt, yaeyalah kan cewek, masa uncle. 


Pertama kali jumpa AkMu karena saya mengikuti perkembangan chart lagu di soompi dan saat itu AkMu jadi salah satu pengisi chart lagunya. Dan hingga kini kalau mendengar duet Lee Chanhyuk dan Lee Suhyun tu feel ear blessed banget. Enak banget suaranya. 


Ditambah lagi kemampuan Suhyun yang no kaleng kaleng. Doi punya kemampuan bisa membuat lagu dari buku yang dia pegang, "Open book and lalala", katanya saat tampil bersama Chanhyuk di reality show Knowing Brother. Dan ya, terbukti, saat salah satu pengisi acara menyodorkan buku, Chanhyuk bisa segera menciptakan irama melalui gitarnya, Suhyun bisa menyanyikan lagu dari buku tentang serangga. Buku yang menceritakan tentang perjalanan hidup serangga, metamorfosisnya dikemas menjadi lagu yang enaaaak banget. Cari di youtube deh kalau ga percaya. Kalau ga ngerti artinya bakal menikmati banget lagunya. Tapi, kalau ngerti lagunya mungkin bakal lucu kali ya. Da lagunya nyeritain fase hidup serangga. Wkwkwk. 


Open book and lalala


Saya juga memfollow suhyun dalam reality show Begin Again. Apalagi kemarin kemarin SuHyun dan Henry menyanyikan salah satu lagu soundtrack drama kesukaan saya, Hospital Playlist, Aloha. 


AKMU pun punya cerita dalam proses saya bersama suami saat masih masa ta'aruf - khitbah. Masa saling mengenali calon pasangan, kami cerita tentang hobi dan kesukaan. Dan saat itu salah satu lagu yang saya berikan adalah lagu AKMU yang 200% LOVE. 


Walau kesukaan kami pada lagu akhirnya bertemu pada lagu Snow Flower yang dinyanyikan oleh Eric Martin (vocalist mr.Big), dan saya kenalnya ini lagu soundtrack dramanya So Ji Sub "I'm Sorry I Love You", dinyanyikan oleh Park Hyo Shin. Ternyata lagu ini awalnya dinyanyikan oleh Mika Nakashima. Dan di cover oleh beberapa negara, termasuk Inggris dan Korea. 


Kalau kamu suka musik, suka lagu berkualitas, tak pandang gerakan joget yang kadang aneh. Kamu boleh banget coba dengerin IU dan AkMu. Dijamin akan muncul benih benih rasa fans pada IU dan AkMu. Hehe. 


Yuk, kita simak ulasan teman-teman saya tentang lagu di Korea sana. 



Minggu, 23 Agustus 2020

Yuk, Menyelam

 

(Vecteezy) 


Bismillah.. 


Memasuki wahana terakhir di program pra bunda sayang, wahana diving. Kali ini kami diminta untuk menyelami diri sendiri juga menyelami institut ibu profesional. 


Saat menyelam, tidak lupa bekal dari wahana sebelumnya dipakai, diaplikasikan. Baik itu core value, karakteristik moral, dan lainnya. 


Dalam Ibu Profesional, terdapat piramida yang bertumpu pada Akhlak mulia. Bagian piramida bawah menunjukkan sarana belajar di IIP, yakni jaringan kemandirian perempuan, revitalisasi makna ibu,  pendidikan dan pelatihan ibu profesional, pengembangan sarana ibu profesional. Sementara piramida bagian atas adalah output, yakni percaya diri, hebat mengelola keluarga, mampu mendidik dan mengembangkan anak, juga terus mengembangkan diri. 


Sebelum mengikuti Ibu Profesional, saya beranggapan bahwa ibu hanyalah ibu, istri hanyalah istri. Yang memang saya sadari merupakan ladang pahala terbaik bagi wanita, tapi saat itu saya belum merasa harus sungguh-sungguh dalam artian merencanakan dengan detail setiap aktivitas domestikan. Baik yang berkaitan dengan suami, anak-anak, atau beberes, juga memasak. 


Saya pun masih bingung untuk melakukan aktivitas karena semua ingin saya lakukan, semuanya saya rencanakan, tapi tak kunjung dieksekusi. 


Setelah mengikuti Ibu Profesional, saya diingatkan, saya merevitalisasi makna ibu bagi diri saya sendiri. Bahwa ibu walau tidak bekerja di luar rumah, ia harus tetap profesional dalam bekerja di dalam rumah. Karena sejatinya beberes, memasak, mendidik dan membersamai anak juga suami adalah pekerjaan. Pekerjaan dari titah Rabb diri, dengan gaji langit yang tak ternilai harga dan bentuknya. 


Disamping itu, saya pun dibimbing untuk mengenali potensi diri dan belajar akan prioritas. Baik prioritas aktivitas atau prioritas dalam tujuan. Fokus dan bertahap dengan menikmati proses diri dalam tumbuh dan berkembang. 


Ditambah, di IIP saya merasa tidak berjuang sendiri. Ada teman untuk berbagi motivasi, informasi, juga solusi. 


Hal yang saya perjuangkan


Hidup itu memanglah tentang perjuangan, pasti penuh akan perjuangan. Bagi diri saya kini, saya tengah berjuang menikmati semua peran diri, baik sebagai hamba, sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu juga sebagai bagian dari masyarakat. Karena dengan menikmati peran, saya yakin saya tidak akan memandang kewajiban yang Allah turunkan menjadi beban. Beban yang memberatkan, yang tidak mengenakkan. 


Saya pun berjuang untuk istiqomah dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat. Baik itu ilmu tentang komunikasi dalam rumah tangga, maupun ilmu parenting. Yang ini dibantu dengan penemuan strong why pada wahana sebelumnya. Semoga Allah bantu diri saya yang lemah ini untuk bisa istiqomah mengaplikasikan ilmu. 


Kesamaan dengan IIP


Menurut saya, kesamaan saya dengan IIP adalah menyetujui makna ibu walau 'hanya' di rumah saja. Ibu pun bekerja dengan aktivitas domestiknya. Dan pekerjaan ini harus dilakukan secara profesional. 


Menyetujui dalam proses menuju profesionalnya diri membutuhkan ilmu yang harus digali. Juga sarana lainnya seperti dalam piramida ibu profesional. 


Saya pun ingin memiliki semua output yang ada dalam piramida IIP. Tak hanya untuk diri sendiri dan keluarga tapi juga berdampak bagi masyarakat dengan semangat berbaginya. 



Saya tutup tugas wahana kali ini dengan kutipan dari pak Dodik, "Anak-anak terlahir hebat, orangtuanyalah yang harus memantaskan diri agar layak mendapatkan amanah anak-anak hebat".




Minggu, 16 Agustus 2020

Ibu Tercinta dalam Drama Korea

 

(Sumber: IMDb) 

"Semua ibu adalah pendosa" Kang soon, ibu Nam Juri (Saikojiman Gwencana, scene di atap bersama Gang Tae dan Jo Jae soo) 

"Tak akan pernah habis keinginan kita jika kita mulai menjadi orang yang serakah." (Jeon Eun Sook, Hi Bye Mama)


Assalamu'alaikum.. Annyeong chingudeul.. Tak mau ketinggalan kereta setoran lagi ah. Yuk kita bahas tema selanjutnya dari tim kokoriyaan. 


Drama juga film Korea tak hanya fokus pada para pemain utama. Mereka juga butuh pemain pendukung. Yang membantu menyuasanakan keadaan. Walau tak selalu ada dalam setiap adegan atau episode, peran pemain pendukung tidak bisa disepelekan. Termasuk berperan sebagai ibu. 


Dua quotes di atas diucapkan oleh pemeran ibu, ibu nam juri di drama saikojiman gwencana, dan ibu cha yuri di drama hi bye mama. Ternyata, dua peran ibu ini dimainkan oleh satu orang yang sama. Kim Mi Kyung namanya. Sosok ibu sudah melekat padanya, dan biasanya ia dapat peran ibu yang baik hati, perhatian, sayang pada anaknya. Walau pernah juga jadi peran antagonis. 


Bu Kim Mi Kyung bahkan mendapat julukan The Empress, sang permaisuri. Puluhan drama sudah ia sambangi. Saat menonton drama on going saja, kita bisa bertemu bu Kim Mi Kyung dalam lebih dari satu judul drama. Seperti kemarin, ia ikut bermain dalam drama saikojiman gwencana, ia pun ikut bermain dalam drama was it love. Perannya? Sama, sama-sama menjadi ibu yang kata-katanya selalu membuat terharu. Aku padamu, bu. 


(Pinterest) 


Bu Kim Mi Kyung juga mencuri perhatian para drakorian dalam perannya menjadi ibu Cha Eun Sang di drama The Heirs. Disini, beliau berperan menjadi ibu yang tuna wicara. Walau berperan tanpa suara, tak merepet seperti biasanya, actingnya tetap bisa membawa suasana haru dan sendu, kocak juga ada. Keren banget sih, bu. 


Pantaslah kalau keren, Bu Kim Mi Kyung ini sudah aktif dalam dunia drama dan film sejak tahun 1985. Sudah banyak sekali pengalamannya. Apalagi beliau juga anggota teater, sudah terasah dan teruji actingnya. Mau jadi ibu yang cerewet merepet seperti di Go Back Couple, Saikojiman Gwencana, Was It Love, atau jadi ibu yang berekspresi tanpa suara seperti di The Heirs, atau bahkan jadi peran antagonis, beliau bisa. Ah, jangan lupakan perannya di drama Master Sun, walau berperan jadi salah satu orang yang tak suka dengan kedekatan para pemeran utama (So Ji Sub & Gong Hyo Jin), juga lumayan menyebalkan. Kim Mi Kyung tetap mempesona dengan actingnya. 




"Jika kau menderita sendirian, menjadi marah dan putus asa, monster bisa muncul dari cermin"- ibu Dong Baek


Lee Jung Eum namanya, biasanya ia berperan sebagai ibu, bisa juga sebagai ahjumma. Wajahnya familiar seperti Kim Mi Kyung. Tapi, sepertinya bu Lee Jung Eum lebih sering bermain dalam film. Salah satu film yang dibintanginya dan berkesan untuk saya, Parasite. Film yang sukses meraih berbagai penghargaan dalam juga luar negeri ini ikut menggaet Lee Jung Eum sebagai salah satu pemain pendukung. 


Di Parasite, bu Lee Jung Eum berperan sebagai asisten rumah tangga yang bertahun-tahun bekerja di rumah keluarga kaya. Berkat konspirasi Ki Taek dan keluarganya, alergi bu Lee Jung Eum kambuh dan akhirnya ia pun dipecat sebagai asisten rumah tangga. Ternyata, bu Lee Jung Eum atau di Parasite beliau berperan sebagai Moon Gwang, ia menyembunyikan sesosok manusia di ruangan bawah tanah. Selanjutnya, bisa tonton film parasite nya ya chingudeul, dark comedy berdarah-darah gtu. 


(Soompi) 


Tak hanya di film Parasite, bu Lee Jung Eum juga ikut bermain dalam drama Psycho yang tak berani saya tonton saking aura dark nya terlalu kuat. Strangers from Hell. Dalam drama ini, Lee Jung Eum berperan sebagai Eom Bok Soon, pemilik asrama Eden, yang isinya orang-orang Edan. Pemiliknya juga sama sih, phsycho. Keren nih ibu bisa memerankan orang psycho, bawa-bawa senjata kemana-mana. 


Bukan spesialis psycho, Lee Jung Eum berperan sebagai ibu yang menyebalkan. Ia dibenci oleh anaknya sendiri, Dong Baek, dalam drama When The Camellia's Bloom. Tapi, sebagaimana tak sempurnanya perilaku ibu pada anak, Jo Jung Sook (Lee Jung Eum) sayang pada anaknya. Ia mengekspresikan sayangnya dengan caranya. Terharu aku tu. 


Lee Jung Eum juga berperan menjadi Ibunya Han Ji Min (Woo Jin) dalam drama My Familiar Wife. Diceritakan menderita penyakit pada ingatan, Lee Jung Eum tetap ingat dan perhatian pada menantunya, Ji sung. Ini yang menbuat Ji sung menyesal, merasa tak peka karena tidak tahu akan penyakit yang di derita mertuanya sendiri. 


Terakhir, saya melihat Lee Jung Eum dalam drama a piece of your mind. Walau menjadi cameo, acting bu Lee Jung Eum membantu jalan cerita para pemain utama. 


Itu dua ahjumma favorit saya dalam drama. Ada juga satu lagi sosok ibu yang saya suka dalam drama. Ibunya dokter Ahn di Hospital Playlist, Jeng Ro Sa. Hoho. Salah ding, Jung Ro Sa alias Kim Hae Sook. Keibuan sekali, kan? Acting sayang dan khawatir akan anaknya terpancar darinya. 



Itu dulu ahjumma favorit saya, yuk kita baca ahjumma ahjussi favorit teman-teman drakorian saya. 













Sabtu, 15 Agustus 2020

Menemukan Core Value dan Karakter Moral di Wahana Wakeboarding

 

(Pinterest) 

Bismillahirrahmanirrahim 


Alhamdulillah kini masuk ke wahana ketiga di kelas pra bunda Sayang. Kali ini kami diperkenalkan dengan core value dan karakter moral Institut Ibu Profesional. 


Belajar - Berkembang - Berkarya - Berbagi - Berdampak


Saya tidak akan bisa berdampak, tak akan bisa berkarya, bahkan tak akan bisa berbagi tanpa ada yang saya pelajari. Tanpa ada yang saya kuasai. Dan penguasaan itu tentu perlu ilmu, dan ilmu itu harus dipelajari dan dilatih, tak cukup dibaca saja. 


Maka, rute saya dalam mengaplikasikan core value ini:

1. Persiapan (komitmen diri dan mengantongi ijin suami juga anak-anak )

2. Menyelami diri tentang kebutuhan akan ilmu

3. Belajar dengan serius terhadap ilmu yang dipilih

4. Berkembang berdasarkan ilmu yang sudah dipelajari

5. Berkarya, mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat

6. Berbagi tentang ilmu yang sudah dikuasai

7. Berdampak sesuai keilmuan yang dikuasai


Selain core value, perjalanan saya akan ditemani oleh karakter moral yang ada di IIP. 

Running the mission alive

Sharing is caring

Don't teach me, i love to learn

Always on time

I know, i can be better


Perjalanan saya menuju lebih baik harus saya jalani sepanjang hayat. Dalam perjalanan pun tak boleh lupa berbagi sebagai bentuk kepedulian. Dan ketika menemukan suatu yang bisa dipelajari coba untuk memperbesar curiosity, inisiatif sehingga muncul karakter tak selalu ingin diajari karena saya senang belajar. Sebagaimana fitrah yang tertanam pada anak-anak. 


Sebagai adab dalam belajar, tepat waktu tak boleh disepelekan. Terakhir, selalu percaya pada diri kalau kita, saya, semuanya akan bisa berubah menjadi lebih baik. PERCAYA! 


Dari sini saya mengklasifikasikan ilmu apa yang akan saya tingkatkan, latih dan bagikan. 

Tingkatkan:

1. Ilmu parenting

2. Manajemen emosi

3. Homeschooling 

4. Bebenah 


Dilatih:

1. Menulis

2. Aqidah untuk anak-anak & orangtua


Dibagi:

1. Desain sederhana dengan canva

2. Membuat tulisan artikel/opini/surat pembaca


Tentu dalam proses perjalanannya akan ada tantangan yang dihadapi. Tantangan yang terpikirkan akan saya hadapi diantaranya moody, teralihkan aktivitas lain, menunda pekerjaan. Untuk mengatasinya, saya harus menanamkan strong why dalam diri, menempelkan list to do harian di tempat yang terlihat agar tidak lupa, dan membuat prioritas. 


Sebagaimana orang bermain wake boarding, belajar apapun butuh keinginan yang kuat, tak mudah putus asa walau terjatuh berkali-kali. Terus mencoba dan mencoba. Mencoba mempertahankan keseimbangan. Mencoba mempertahankan mindset positif dalam diri. Percaya akan diri sendiri, bahwa AKU PASTI BISA! 


Sampai jumpa di wahana selanjutnya. 



Rabu, 12 Agustus 2020

Duo Dongsaeng Favoritku

 

(Pinterest) 


Assalamu'alaikum chingudeul... 

Saya ketinggalan setoran uy.. 

Kali ini masuk topik oppa / dongsaeng favorit. Artinya, karyanya dinanti dan diusahakan akan ditonton. 


Status drakorian tak menjadikan saya asal-asalan menonton. Ada beberapa faktor yang saya perhatikan untuk menonton drama atau film. Selain jalan ceritanya, ada faktor casting atau para pemainnya. 


Kala memikirkan dongsaeng favorit, saya memikirkan beberapa orang. 


1. Kim So Hyun

(Grid.id) 

Bukan kim soo hyun yang baru saja menamatkan drama Saikojiman Gwencana. Ini kim so hyun yang sedang dinanti dalam drama Love Alarm. Saya menonton kim so hyun sejak mini drama Ma Boy, saat dia masih sangat kecil di tahun 2012. Lalu melihatnya di drama lain yang menjadikannya peran antagonis versi masa kecil. Seperti dalam drama The Moon Embrace The Sun, Rooftop Prince. 


Kim so hyun semakin bersinar kala reunian dengan Yoe Jin Go dalam drama Missing You. Disini ia menjadi pemeran utama perempuan versi remaja, bukan lagi antagonis. Lanjut dengan drama Who Are You, yang memerankan dua sosok yang berbeda. Karena memang ceritanya menjadi anak kembar yang terpisah. 

(Soompi.com) 

Tahun 2017, kim so hyun ikut bermain menjadi cameo dalam drama While You're Sleeping. Walau jadi cameo, keberadaannya tetap memukau. Apalagi adegan di episode akhir yang memang epic untuknya. 


Tapi, saya paling senang dengan sosok kim so hyun dalam drama Ruler of The Mask. Disini ia beradu acting bersama Yoo Seung Ho. Untuk jalan cerita mungkin ada yang mengganjal dan bikin tak setuju. Tapi, penampilan kim so hyun sangat shining, shimmering, dan splendid buat saya di drama ini. Di drama ini, ia digambarkan sebagai gadis yang tak hanya cantik, tapi juga pintar dan cerdik. Wajar memang, karena sosok kakak dan ayahnya yang ikut mendidik. But the point, dalam drama ini ia bukan sosok perempuan yang lemah, dan tak sengaja takdir mempertemukannya dengan seorang ksatria atau putra mahkota sehingga ia tiba-tiba menjadi orang kaya. Da ceritanya kim so hyun disini memang sudah berasal dari keluarga terpandang. Walau peran doi disini banyak dihujat netizen. Hiks, sabar ya dek. 


Saat ada masalah pun, ia turut andil dalam memberikan solusi, berada di tengah rakyat yang membutuhkan bantuan. Tidak tergantung pada si pemain laki-laki. Pokoknya suka aja sama perannya disini bahkan dari drama sageuk terbarunya, The Tale of Nokdu. Saya otomatis ingat salah satu line nya, "Omo, wenirini we nirini". Hohoho. Walau ga suka, saya tetap mengikuti meski cuma intip-intip saja. Dongsaeng favorit gtu kan ceritanya. 


Apa semua dramanya diikuti? Nay. Saya tak nonton drama pergantian dengan Ok Taecyeon. Maaf ya dek, saya menonton mencari hiburan, kalau malah jadi ketakutan mending nonton yang lain. Wkwkwk. Borangan ceritanya, hehe. Tapi, saya intip intip sinopsis dan potongan adegannya. Episode akhir-akhir Let'a Fight Ghost pun saya tonton, da udah ga ada hantunya lagi. Hehe. 


Kini saya menanti Love Alarm yang sesi pertamanya bikin kesal, karena saya di tim Jung Garam. Hoho. 


2. IU

(Pinterest) 

Punya nama asli Lee Ji Eun membuat saya jatuh hati karena lagunya. Suaranya enak sekali. Tak hanya modal visual dan suara, ternyata ia multitalenta. Dari sisi bermusik, ia tak hanya penyanyi tapi juga penulis lagu. Beberapa lagunya adalah karyanya sendiri. IU debut diumur 15 tahun dalam album Lost and Found. Semua albumnya saya punya di laptop jadul. 


Dari sisi drama, saya baru sadar akan kehadirannya dalam drama Dream High. Disini ia dipasangkan bersama Jang Wooyoung. Ceritanya saja sudah menbuat motivasi tersendiri. Motivasi berubah jadi kurus salah satunya. Hehe. Ditambah suara para pemain yang juga penyanyi. MANTUL. 


Lalu saya mengikutinya lagi dalam drama Bel Ami. Disini ia menjadi fans garis keras Jang Geun Suk. Bahkan, IU diceritakan punya foto Jang Geun Suk berukuran besar sekali di dalam kamarnya. Fans garis keras gtu lho. 


Karir IU membintangi drama pun berlanjut dengan drama You are the best Lee Soon Shin!,  The Producers, My Mister, Moon Lover dan akhirnya Hotel del Luna. Saya hanya intip-intip drama You are the best karena episodenya puanjang sekali. 

(Pinterest) 

Drama Producers dapat rating rendah di Korea sana. IU juga bukan pemain utama. Walau begitu saya suka drama ini karena pemainnya pun saya suka. Ada Cha Tae Hyun yang bodor, Gong Hyo Jin yang jadi icon drama sukses walau dalam drama ini ga begitu sukses, ada Kim Soo Hyun yang kaku dan menyebalkan disini. Cerita antara IU dan Kim Soo Hyun disini pun saya suka. Suka suka suka.


Drama Scarlet: Moon Lovers sudah tak usah ditanyakan lagi, saya tonton sampai habis. Walau termasuk drama remake Cina, Scarlet versi Korea punya nuansa berbeda. Karena saya suka sageuk, saya pun suka IU disini. Terlihat sangat anggun, shining, shimmering splendid juga. Apalagi disini IU jadi rebutan para pangeran. Kurang berkilau gimana coba. Walau dari jalan cerita, saya tak begitu puas. Inginnya seperti versi Cina, IU bertemu dengan Lee Joon Gi dalam dunia modernnya. Tapi ya sudahlah ya, tak semua cerita traveling time harus ketemu lagi. 


Erat dengan nuansa cerah dan riang, sisi dark IU sangat terasa kala memainkan drama My Mister. Katanya sih doi memang sedang patah hati, jadi sangat menjiwai memerankan Lee Ji An yang strong, dingin, cuek, dan rela melakukan apapun untuk menghidupi dirinya dan neneknya. Lee Ji An bahkan rela melakukan pekerjaan licik. Disini IU sinis pada dunia, anti sosial pula. Walau akhirnya, ia dekat dengan para ahjussi (mister) yang mengkhawatirkannya, menjaganya sehingga endingnya diceritakan ia berubah menjadi ceria. She's back being colorful and cheerful. 


Apalagi saat memerankan Jang Man Wol di Hotel del Luna, wih colorful sekali. Badas, queen. Nyablak abis pula. Ngegas terus. Mirip dengan Ko Mun Yong (Soe Ye Ji) di Saikojiman Gwencana. Bahkan ada netizen rajin yang mengaitkan antara IU dan Soe Ye Ji. Diantaranya, pasangan mainnya. IU pernah beradu acting dengan Kim Soo Hyun (The Producers) sebelum Soe Ye Ji beradu acting dengan Gang Tae aka Kim Soo Hyun di Saikojiman Gwencana. IU pun menjadi pasangan Lee Joon Gi di Moon Lovers seperti Soe Ye Ji menjadi pasangan Lee Joon Gi di Lawless Lawyers. 


Karena belum ada lagi drama IU, saya mengikuti lagu terbaru nya bersama Suga (BTS), eight. Bahkan sampai sempat kabita mewarnai rambut sepertinya kala menyanyikan lagu Blueming. Tapi, segera sadar diri. Wkwkwk. 


Terakhir, baru-baru ini, IU dan Yoe Jin Goo reunian dalam reality show House on the Wheels. Saya menonton beberapa potong adegan kebersamaan mereka. Apakah saya termasuk shipper IU dan Yoe Jin Go setelah melihat IU dan Jin Go cuci piring bareng? Hmm... Ga juga sih. Saya hanya berharap dan berdo'a, IU bisa bahagia membina rumah tangga di kemudian hari. 


Selesai. Kali ini saya hanya bahas dua donsaeng saja. Sudah kabita nulis yang lain juga. Simak juga cerita teman-teman saya tentang oppa / dongsaeng favorit yuk. 








Minggu, 09 Agustus 2020

Bermain di Wahana Surfing Pra Bunda Sayang

 

(Sumber gambar: Pinterest) 

Bismillah


Masih dalam program pra bund sayang, kini kami diajak mengikuti wahana surfing. Merasakan bermain dengan ombak dan gelombang air laut yang pasang surut. Menemukan cara bagaimana tetap bisa bertahan ditengah hempasan ombak. 


Kalau dalam bermain surfing kita butuh papan selancar, butuh juga pertahanan keseimbangan. Maka, dalam berkomunitas pun kita perlu persiapan agar bisa tetap fokus dalam tujuan yang sama. 


Setelah sebelumnya menyamakan tujuan, membersihkan niat dalam berkomunitas. Selama perjalanan agar tetap fokus pada tujuan, tidak terdistrack oleh yang lain, perlu ada aturan bagi semua. Dalam ibu profesional, seperangkat aturan ini disebut Code of Conduct. 


Prinsip berkomunitas yang masih terngiang oleh saya adalah semua boleh kecuali yang tidak boleh. Pernyataan ini membentuk pemahaman masih banyak yang boleh ketimbang yang tidak boleh. Jangan justru bermain di daerah yang sedikit itu, yang tidak boleh. Karena dalam komunitas Ibu profesional yang tidak boleh hanya ada 5 poin. 

1. Tidak mengkritik pemerintah

2. Tidak melakukan ghibah dan fitnah

3. Tidak SARAT (suku, ras, agama, adat, dan bentuk tubuh) 

4. Tidak khilafiyah 

5. Tidak memiliki konflik kepentingan 


Ketika menerima CoC saat matrikulasi saya berusaha memperjelas per poinnya. Mempertanyakan kenapa begini dan begitu. Tapi, saya sadari komunitas ibu profesional itu komunitas yang umum. Orang yang bergabung di dalamnya sangat sangat beragam. Keberagaman ini disatukan oleh tujuan yang sama, menjadi ibu yang profesional menurut versinya masing-masing. Maka, untuk bisa fokus pada tujuan, betullah perlu aturan. 


Code of conduct hadir menjadi pedoman perilaku bermartabat, menata perilaku, juga sebagai referensi perilaku. 


Selain itu, karena saya memilih untuk berkomunitas, berarti saya menjadi bagian dari komunitas ini. Saya punya peran terhadap komunitas, seperti menjaga nama baik komunitas, berperan aktif dalam kegiatan. Lalu, karena saya pun menjadi mahasiswi Ibu Profesional, saya mempunyai peran untuk hadir tepat waktu dalam perkuliahan dan kegiatan, jika dirasa tidak memungkinkan hadir tepat waktu, maka setidaknya saya harus memberikan konfirmasi. 


Sebagaimana dalam majelis ilmu, agar ilmu berkah maka saya harus mendahulukan adab dalam mencari ilmu. Salah satunya 'mengosongkan gelas', menghilangkan rasa sok tahu dalam diri. 


Tugas yang hadir selama perkuliahan pun sejatinya harus dikerjakan dengan setulus hati dan diaplikasikan dalam keseharian. Karena teori saja tak cukup, perlu aplikasi. Karena ilmu itu untuk diamalkan bukan dikoleksi dalam benak. 


Dalam mengerjakan tugas atau nice home work, saya tidak boleh plagiat. Saya pun harus berani menegur member yang lain dengan cara yang baik jika ada yang melanggar CoC. 


Sebagaimana bermain surfing butuh ilmu, butuh aturan keselamatan. Dalam berkomunitas pun butuh ilmu dan aturan, agar selamat dan tercapainya tujuan. 


Selamat menikmati permainan, sampai jumpa di wahana selanjutnya. 


Senin, 03 Agustus 2020

Soompi, Google, Ig, kalah sama Wag ini


(Sumber gambar: soompi) 

Assalamu'alaikum.. Annyeong chingudeul.. Disela kesibukan idul adha, berkutat dengan perdagangan, setoran tulisan harus tetap jalan. Demi keluwesan jari jemari dalam menulis dan komitmen diri, selain badge juga. Hehe. 

Kali ini masuk ke topik ke 21, tentang situs tentang kokoriyaan. Sepanjang perjalanan menjadi drakorian dan penikmat lagu korea, ada beberapa media yang biasa saya pantengin untuk memantau perkoreaan. 

1. Soompi

Logo yang berwarna biru sesuai dengan warna kesukaan saya. Soompi jadi salah satu situs andalan saya terutama untuk melihat chart tangga lagu korea. Ngapain saya liat chart? Biar bisa mendengarkan lagu-lagunya, minimal top 10 nya. Dan menyamakannya dengan selera saya. Kalau sesuai masuk playlist, kalau tidak, saya skip. 

Selain lagu, soompi juga diisi dengan berita update tentang aktor, aktris korea sana. Baik tentang kehidupannya, juga tentang perkembangan kesibukannya. Semacam kalau ada drama baru yang akan release, bahasan tentang drama yang sedang on going, atau bahkan yang sudah selesai. 

Cuma soompi satu-satunya website yang saya ketik langsung alamat webnya. Lainnya muncul sendiri. Uwaw. 

2. Google

Mungkin karena history pencarian saya, google pun menawarkan bantuannya. Sebelum saya mencari. Pop, berita-berita yang berkaitan dengan pencarian saya sebelumnya muncul di halaman utama google. Tentu saja, soompi jadi halaman teratas yang terlihat. 

3. Instagram 

Sebagaimana yang saya ceritakan di postingan sebelumnya. Instagram jadi salah satu media bagi saya tuk menonton drakor. Alasannya? Lebih hemat energi. Karena ia berisi potongan-potongan adegan per episodenya. Tak hanya itu, banyak juga yang membicarakan tentang tayangannya. Membicarakan baik acting pemainnya, jalan ceritanya, soundtracknya, sampai shipper juga ada. 

4. Wag Drakorian

Tentu saja, yang paling riuh dan bergemuruh tang ting tung notifikasi adalah whatsapp grup drakor dan literasi. Semua ada disini. Ada yang bucin, ada juga yang ingin bashing. Bahas tentang kokoriyaan juga info menarik lainnya. Seperti hari ini membahas tentang perbandingan kecepatan mendownload di bumi pertiwi dan negeri lainnya. 

Mana yang menjadi favorit saya? Hmm.. Pilihan yang sulit. Wkwkwk. Tapi, saya lebih suka no. 4. Kenapa? Karena interaktif. Mau minta rekomendasi drakor bisa. Mau minta spoiler jalan cerita, boleh. Mau minta rekomendasi kartun juga ada. Sampai konsultasi tentang kondisi diri pun bisa di sini. Hebat banget kan. Walau challenge nulis tentang kokoriyaan, tapi obrolan kami beragam. Ambil sebanyak-banyaknya hal yang positif, termasuk cara pandang tentang sesuatu. 

Hmm.. Jadi ngalor ngidul kemana-mana? Kalau kamu punya teman men-drakor yang juga asyik diajak ngobrol hal lain ga?