Minggu, 23 Agustus 2020

Yuk, Menyelam

 

(Vecteezy) 


Bismillah.. 


Memasuki wahana terakhir di program pra bunda sayang, wahana diving. Kali ini kami diminta untuk menyelami diri sendiri juga menyelami institut ibu profesional. 


Saat menyelam, tidak lupa bekal dari wahana sebelumnya dipakai, diaplikasikan. Baik itu core value, karakteristik moral, dan lainnya. 


Dalam Ibu Profesional, terdapat piramida yang bertumpu pada Akhlak mulia. Bagian piramida bawah menunjukkan sarana belajar di IIP, yakni jaringan kemandirian perempuan, revitalisasi makna ibu,  pendidikan dan pelatihan ibu profesional, pengembangan sarana ibu profesional. Sementara piramida bagian atas adalah output, yakni percaya diri, hebat mengelola keluarga, mampu mendidik dan mengembangkan anak, juga terus mengembangkan diri. 


Sebelum mengikuti Ibu Profesional, saya beranggapan bahwa ibu hanyalah ibu, istri hanyalah istri. Yang memang saya sadari merupakan ladang pahala terbaik bagi wanita, tapi saat itu saya belum merasa harus sungguh-sungguh dalam artian merencanakan dengan detail setiap aktivitas domestikan. Baik yang berkaitan dengan suami, anak-anak, atau beberes, juga memasak. 


Saya pun masih bingung untuk melakukan aktivitas karena semua ingin saya lakukan, semuanya saya rencanakan, tapi tak kunjung dieksekusi. 


Setelah mengikuti Ibu Profesional, saya diingatkan, saya merevitalisasi makna ibu bagi diri saya sendiri. Bahwa ibu walau tidak bekerja di luar rumah, ia harus tetap profesional dalam bekerja di dalam rumah. Karena sejatinya beberes, memasak, mendidik dan membersamai anak juga suami adalah pekerjaan. Pekerjaan dari titah Rabb diri, dengan gaji langit yang tak ternilai harga dan bentuknya. 


Disamping itu, saya pun dibimbing untuk mengenali potensi diri dan belajar akan prioritas. Baik prioritas aktivitas atau prioritas dalam tujuan. Fokus dan bertahap dengan menikmati proses diri dalam tumbuh dan berkembang. 


Ditambah, di IIP saya merasa tidak berjuang sendiri. Ada teman untuk berbagi motivasi, informasi, juga solusi. 


Hal yang saya perjuangkan


Hidup itu memanglah tentang perjuangan, pasti penuh akan perjuangan. Bagi diri saya kini, saya tengah berjuang menikmati semua peran diri, baik sebagai hamba, sebagai anak, sebagai istri, sebagai ibu juga sebagai bagian dari masyarakat. Karena dengan menikmati peran, saya yakin saya tidak akan memandang kewajiban yang Allah turunkan menjadi beban. Beban yang memberatkan, yang tidak mengenakkan. 


Saya pun berjuang untuk istiqomah dalam mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat. Baik itu ilmu tentang komunikasi dalam rumah tangga, maupun ilmu parenting. Yang ini dibantu dengan penemuan strong why pada wahana sebelumnya. Semoga Allah bantu diri saya yang lemah ini untuk bisa istiqomah mengaplikasikan ilmu. 


Kesamaan dengan IIP


Menurut saya, kesamaan saya dengan IIP adalah menyetujui makna ibu walau 'hanya' di rumah saja. Ibu pun bekerja dengan aktivitas domestiknya. Dan pekerjaan ini harus dilakukan secara profesional. 


Menyetujui dalam proses menuju profesionalnya diri membutuhkan ilmu yang harus digali. Juga sarana lainnya seperti dalam piramida ibu profesional. 


Saya pun ingin memiliki semua output yang ada dalam piramida IIP. Tak hanya untuk diri sendiri dan keluarga tapi juga berdampak bagi masyarakat dengan semangat berbaginya. 



Saya tutup tugas wahana kali ini dengan kutipan dari pak Dodik, "Anak-anak terlahir hebat, orangtuanyalah yang harus memantaskan diri agar layak mendapatkan amanah anak-anak hebat".




Tidak ada komentar:

Posting Komentar