Assalamu'alaikum... Annyeong chingudeul. Gimana PSBB nya? Masih betah di rumah aja? Ingat ya, walau sudah ada relaksasi PSBB, pandemi virus Corona belum usai. Buktinya, di Bandung, jalan protokol kembali ditutup gegara bertambah banyaknya orang yang positif covid 19. Daripada keluyuran, wisata dalam situasi seperti ini. Mending kita ngobrol dimari.
Kali ini, saya mau bahas tentang hangeul. Apa itu hangeul? Bukan, akang Ha Neul. Bukan. Tapi Hangeul, alfabetnya Korea.
Bertahun-tahun menapaki jalan menjadi drakorian, terbesit hasrat hati ingin juga tahu dan paham tulisan bulat-bulat dalam drakor. Ingin juga bisa menulis dengan hangeul. Apalagi saya suka belajar bahasa.
Sayangnya, walau saya senang belajar bahasa. Saya lemah kalau bahasa asing yang saya pelajari berbeda dengan alfabet bahasa Indonesia. Bahasa inggris okelah, alfabetnya sama. Nah, kalau sudah berbeda simbolnya, saya sangat sangat kesulitan.
Jangankan hangeul, hiragana dan katakana yang saya pernah belajar pun hilang entah kemana. Muruluk seiring berjalannya waktu. Atau jangankan hiragana katakana, bahasa arab yang iqronya sudah dibaca sejak kecil, saya masih sangat sangat kesulitan. Berulang kali ikutan kelas bahasa Arab, tetep aja kalau mensyakal mah pakai feeling. Astagfirullah.
Jadi, kalau ditanya sebagai drakorian apakah tertarik belajar hangeul. Oh, tentu saja tertarik. Tapii, saya tidak akan berharap terlalu banyak. Hehe.
Saya punya motivasi tuk belajar bahasa asing. Ingin bisa berbagai bahasa. Walau sekarang juga sudah bisa kurang lebih 3 bahasa: bahasa Indonesia, bahasa sunda, bahasa Palembang. Hehe.
Siapa tahu diberikan kesempatan dan rezeki bisa mengunjungi Korea dan menjelajah disana. Tentu harus tahu setidaknya sedikit hangeul. Karena khawatir tidak semua tempat ada tulisan alfabet inggrisnya. Atau siapa tahu dapat buah tangan dari negeri ginseng sana. Kalau dapat makanan, kan bisa cek kehalalannya kalau bisa baca hangeul.
Atau sebagai drakorian, kadang suka tak sabar menanti subtitle Indonesia atau inggris keluar. Kalau bisa hangeul kan bisa ikut menyimak walau tanpa subtitle.
Atau atau kalau suatu saat mau curhat tapi takut ketahuan, maka memakai hangeul jadi salah satu solusinya. Apalagi saya tipe yang lebih senang menulis daripada bicara. Takut baper duluan. Heu.
Atau jadi guru, haha. PD amat yak. Tapi, karena memang senang mengajar, siapa tahu nanti saya bisa ngajar hangeul kalau saya menyeriusi belajar hangeul. Apalagi arus globalisasi semakin besar. Semakin banyak Han guk saram yang datang ke Indonesia, datang ke Bandung, untuk berbagai keperluan. Dan semakin banyak juga orang Indonesia yang ingin ziarah ke Korea. Melihat langsung lokasi-lokasi syuting drama atau film favoritnya.
Jadi, mau yak belajar Hangeul? Mau doong. Kapannya yang harus segera dipetakan biar mau tak sekedar lip service semata. Biar mau tak cuma angan belaka.
Do'akan saya ya chingudeul.
Yuk baca juga tulisan teman-teman drakorian saya yang lainnya tentang hangeul ini.
나도...
BalasHapusPengeen belajar kursus beneran gitu loo...biar bisa baca surat Cinta dari Kapten Yoo.
**hallaah~
Halu-wave.
Eaaa... Lendy chingu mah udah expert laaah..
Hapustujuan kita belajar bahasa korea ternyata sama! Biar nggak usah nungguin subtitlenya ya? Hahahaha
BalasHapusTos mbaaak
Hapus😁😁
BalasHapus